TEMPO.CO, Jakarta - Dua mobil yang digunakan para pelaku pengeroyokan ahli IT alumni ITB, Hermansyah, bukanlah milik pribadi mereka. Salah satu pelaku, Edwin Hitipeuw mengatakan mobil Toyota Yaris yang dikendarai Edwin adalah milik kakaknya.
"Satu atas nama kakak saya, yang satunya lagi (Honda City) hasil tarikan," kata Edwin kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis, 13 Juli 2017. Yang dimaksud mobil hasil tarikan adalah mobil sitaan dari pembeli mobil yang tidak bisa membayar angsuran mobil itu.
Baca juga: Teror SMS ke Keluarga Hermansyah, Begini Saran Fahira Idris
Sedangkan Toyota Fortuner yang digunakan saat ditangkap di Sawangan, Depok, diakui Edwin milik temannya di Bandung. "Tukar di Bandung untuk menghilangkan jejak," ujarnya.
Para pelaku diketahui bekerja sebagai debt collector di SMS Finance. "Sudah hampir sepuluh tahun bekerja di sana," kata Edwin.
Lauren Paliyama, penusuk Hermansyah, mengaku kalau pisau yang ia gunakan dibawa untuk menjaga diri, termasuk saat bekerja sebagai debt collector.
Ditanya soal jenis pisau yang dimilikinya, Lauren menuturkan pisau tersebut hanya pisau biasa. "Pisau biasa, panjangnya 20 centimeter," katanya sambil menunjukkan ukuran pisau menggunakan kedua tangannya.
Kini, pisau tersebut tengah dicari polisi sebagai barang bukti. Sebab, setelah digunakan untuk menusuk, oleh Lauren pisau dibuang untuk menghilangkan jejak.
"Masuk rest area Cibubur. Saya lempar keluar," kata Lauren. Hermansyah dianiaya oleh lima orang di Jalan Tol Jagorawi, Minggu, 9 Juli 2017. Menurut polisi berdasarkan keterangan tersangka, penganiayaan berawal dari serempetan mobil di tol.
Baca: Ini Motif Pembacokan Hermansyah
Hermansyah yang tidak terima mobilnya diserempet, lalu mengejar dan menghalangi mobil pelaku. Setelah cekcok, terjadi pemukulan dan berakhir dengan penusukan terhadap Hermansyah.
Sebelumnya muncul berbagai spekulasi karena Hermansyah saat tampil di acara ILC TvOne menyatakan rekaman chatting antara pimpinan FPI Rizieq Shihab dan Firsa bisa saja palsu.
INGE KLARA SAFITRI