TEMPO.CO, Tangerang - Skytrain, kereta canggih berbasis teknologi Automated Power Mover System Bandara Soekarno-Hatta direncanakan beroperasi pada Ahad, 17 September 2017. Untuk memastikan kelancaran gerbong kereta nirawak dan infrastruktur pendukungnya, PT Angkasa Pura II bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian, melakukan simulasi pengangkutan penumpang.
"Simulasi hanya melibatkan orang internal, belum penumpang pesawat," ujar juru bicara PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano, Jumat, 17 September 2017. Yado mengatakan, simulasi dilakukan dengan cara mengangkut 176 penumpang sesuai dengan kapasitas dua gerbong Skytrain yang dioperasikan.
Baca: Skytrain Bandara Soekarno-Hatta Dioperasikan 17 September, tapi...
Peserta simulasi adalah tim dari Dirjen Perkeretaapian, Angkasa Pura II, Wika, Len Industri, dibantu para pekerja dan karyawan. "Jumlah penumpang disesuaikan dengan kapasitas Skytrain," kata Yado
Simulasi, kata dia, akan berlangsung sampai Sabtu 16 September yang merupakan tahap final. Pada tahap I ini, Skytrain Soekarno-Hatta akan melayani pengangkutan penumpang dengan lintasan sepanjang1,7 kilometer dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan arah sebaliknya."Hanya satu track yang digunakan," kata Yado.
Skytrain yang beroperasi tahap I ini terdiri dari dua gerbong dengan panjang lintasan 1,7 kilometer. Skytrain Bandara Soekarno-Hatta dikerjakan oleh PT LEN industri bekerjasama dengan Woujin dari Korea Selatan dengan nilai investasi Rp 530 miliar. Sedangkan untuk infrastrukturnya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya dan Indolekso senilai Rp420 miliar.
Baca juga: Skytrain Bandara Soekarno-Hatta Uji Coba Lintasan 500 Meter
Sktrain kereta canggih berbasis Automated People Mover System (APMS) ini dilengkapi sistem automated guideway transit (AGT) dengan ban karet yang dilengkapi pengarah dan berpenggerak sendiri atau self propelled. Kecepatan operasi Skytrain ini dapat mencapai 60 k ilo meter per jam.
JONIANSYAH HARDJONO