Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Produksi Padi Hanya 2 %, Kota Bekasi Andalkan Pasokan Tetangga

image-gnews
Penggembala tengah memberi minum ternaknya di areal sawah yang gagal panen akibat kemarau di daerah Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/9). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa, memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus ini dan diperkirakan akan berakhir pada bulan Oktober 2012 mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Penggembala tengah memberi minum ternaknya di areal sawah yang gagal panen akibat kemarau di daerah Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/9). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa, memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus ini dan diperkirakan akan berakhir pada bulan Oktober 2012 mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengandalkan pasokan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan pokok tersebut bagi warganya. Sebab, produksi beras mengalami defisit hingga 98 persen.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kota Bekasi, Alexander Zulkarnaen, mengatakan, konsumsi beras warga Kota Bekasi mencapai 400 ton sehari, dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta jiwa. Asumsinya, kata dia, setiap orang mengkonsumsi beras sebanyak 89 kilogram dalam setahun atau sekitar 0,25 kilogram sehari.

Sayangnya, kata dia, kebutuhan beras tak bisa dipenuhi oleh petani di Kota Bekasi. Sebab, lahan yang tersedia cukup terbatas.

"Lahan persawahan 400 hektar lebih, hanya bisa memenuhi kebutuhan beras sebanyak dua persen," kata Alex, pada Jumat 15 September 2017.

Karena itu, kata dia, kebutuhan beras di wilayahnya cenderung dipasok dari daerah lain seperti Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, serta Banjarnegara. Dimana daerah-daerah tersebut selalu surplus dalam produksi beras. "Kalau Kota Bekasi defisitnya sudah sangat banyak," kata dia.

Berbeda dengan pangan lainnya, Alex mengatakan, pihaknya optimis bisa keluar dari ketergantungan dari daerah lain. Misalnya, kebutuhan cabe, serta sayur-mayur lainnya. Menurut dia, warga bisa menanam sendiri di rumah dengan sistem hidroponik.

"Tanaman itu tidak membutuhkan lahan yang luas atau tanah, pakai pot sudah bisa," ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alex mengatakan, sejak organisasinya dibentuk awal tahun ini, pihaknya gencar sosialisasi kepada masyarakat. Soalnya, jika masyarakat sudah bisa memproduksi pangan sendiri, maka tidak akan terjadi kelangkaan pangan.

"Harga juga bakal stabil, seperti di kampung-kampung, orang tidak bingung dengan kebutuhan sayur-mayur," kata Alex.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Momon Sulaiman mengatakan, lahan pertanian di wilayahnya selalu menyusut karena beralih fungsi menjadi permukiman. Ia mencatat, setiap tahun penyusutan mencapai 10 persen.

"Kami tidak bisa menghalangi, karena kepemilikan lahan milik warga," kata dia.

ADI WARSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

1 jam lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

5 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

5 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

15 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

27 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

30 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

30 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

39 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

42 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.