TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengandalkan pasokan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan pokok tersebut bagi warganya. Sebab, produksi beras mengalami defisit hingga 98 persen.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kota Bekasi, Alexander Zulkarnaen, mengatakan, konsumsi beras warga Kota Bekasi mencapai 400 ton sehari, dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta jiwa. Asumsinya, kata dia, setiap orang mengkonsumsi beras sebanyak 89 kilogram dalam setahun atau sekitar 0,25 kilogram sehari.
Sayangnya, kata dia, kebutuhan beras tak bisa dipenuhi oleh petani di Kota Bekasi. Sebab, lahan yang tersedia cukup terbatas.
"Lahan persawahan 400 hektar lebih, hanya bisa memenuhi kebutuhan beras sebanyak dua persen," kata Alex, pada Jumat 15 September 2017.
Karena itu, kata dia, kebutuhan beras di wilayahnya cenderung dipasok dari daerah lain seperti Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, serta Banjarnegara. Dimana daerah-daerah tersebut selalu surplus dalam produksi beras. "Kalau Kota Bekasi defisitnya sudah sangat banyak," kata dia.
Berbeda dengan pangan lainnya, Alex mengatakan, pihaknya optimis bisa keluar dari ketergantungan dari daerah lain. Misalnya, kebutuhan cabe, serta sayur-mayur lainnya. Menurut dia, warga bisa menanam sendiri di rumah dengan sistem hidroponik.
"Tanaman itu tidak membutuhkan lahan yang luas atau tanah, pakai pot sudah bisa," ujar dia.
Alex mengatakan, sejak organisasinya dibentuk awal tahun ini, pihaknya gencar sosialisasi kepada masyarakat. Soalnya, jika masyarakat sudah bisa memproduksi pangan sendiri, maka tidak akan terjadi kelangkaan pangan.
"Harga juga bakal stabil, seperti di kampung-kampung, orang tidak bingung dengan kebutuhan sayur-mayur," kata Alex.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Momon Sulaiman mengatakan, lahan pertanian di wilayahnya selalu menyusut karena beralih fungsi menjadi permukiman. Ia mencatat, setiap tahun penyusutan mencapai 10 persen.
"Kami tidak bisa menghalangi, karena kepemilikan lahan milik warga," kata dia.
ADI WARSONO