TEMPO.CO, Depok - Budi, 32 tahun, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumah orang tuanya di Kampung Petir, Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok pada Senin, 29 Juni 2015. Dugaan awal, pria yang merupakan warga kampung Bulak, Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan, itu mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menahan himpitan ekonomi.
Riswan, adik korban, mengaku menemukan kakaknya menggantung di kamarnya pada pukul 20.15 WIB seusai salat tarawih. Ia terkejut saat menemukan kakaknya sudah tidak bernyawa dengan leher terikat tali tambang di plafon rumahnya. “Tadi masih buka puasa bareng sama keluarga,” ucap Riswan.
Orang tua Budi, Ningrum, menjelaskan anak kedua dari lima orang bersaudara itu datang ke rumahnya pada sore dan sempat berbuka puasa bersama.
Budi, ujar dia, memang sedang ada persoalan keluarga. Sebelumnya, dia menjalani pengobatan alternatif di Bogor karena mengalami gangguan kejiwaan. "Memang sedang ada persoalan keluarga," tuturnya.
Namun Ningrum tidak menyangka bahwa anaknya tersebut nekat mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. Sebab, Budi mempunyai dua anak yang masih kecil, masing-masing berusia 7 tahun dan 6 bulan. "Memang kerjanya serabutan, apa saja dikerjakan," katanya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Sawangan Inspektur Satu Sudiri berujar, pihaknya belum bisa memastikan motif bunuh diri yang dilakukan Budi. Dari informasi awal berdasarkan penuturan keluarga, korban memiliki persoalan ekonomi dan sempat berobat kejiwaan di Bogor. Polisi masih menyelidiki kasus ini dan memintai keterangan beberapa saksi. "Saat ini juga sedang melakukan olah TKP," ucapnya.
IMAM HAMDI