TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok turut serta menghadiri groundbreaking proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung di Walini, Bandung Barat, hari ini. Ahok mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan proses peletakan batu pertama proyek tersebut.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan peresmian pembangunan sentra ekonomi koridor Jakarta-Bandung. Ahok sendiri sempat menunda pembangunan light rail transit (LRT), sehubungan dengan bersamaannya pembangunan kereta cepat. Terdapat sejumlah izin trase pembangunan jalur yang harus dikoordinasikan antara kedua moda transportasi itu.
Rel kereta cepat terbentang sepanjang 142 kilometer, mulai dari Jakarta hingga Bandung. Proyek tersebut menelan biaya hingga Rp 70 triliun. Nantinya, kereta cepat juga akan terintegrasi dengan mass rapid transit (MRT) di kawasan Bandung Raya dan LRT Jabodetabek.
Integrasi ini diharapkan mampu menghadirkan pertumbuhan kawasan bisnis baru atau Transit Oriented Development (TOD), mempermudah mobilisasi, dan membantu mengatasi persoalan transportasi di Bandung dan Jabodetabek.
Pembangunan kereta cepat sudah mengantongi trase sejak beberapa waktu lalu, sehingga dapat dimulai pembangunannya. "Trase kita sudah ya," ujar Ahok, pekan lalu. Dia mengatakan konsorsium proyek kereta cepat tidak perlu mengubah Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Ibu Kota. Ahok menuturkan, sebelumnya pihaknya sudah melakukan survei untuk melihat visibilitas pembangunan kereta cepat dan disetujui.
GHOIDA RAHMAH