TEMPO.CO, Jakarta - Bila sebagian warga Penjaringan yang terkena gusuran terpaksa pindah ke rumah susun, Nuraeni malah menawarkan diri segera pindah dari rumahnya yang berada di kawasan Kampung Baru, Jakarta Utara.
Warga RT 07 RW 01 ini sudah menempati Blok F lantai 3 Rumah Susun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, sejak Minggu, 10 April lalu. Ia bercerita kepada Tempo bahwa hanya dia seorang yang tersisa di daerahnya. "Saya enggak disuruh ke sini. Tetangga saya sudah pada pergi. Saya doang sendiri. Saya ngeri, makanya minta pindah ke sini," kata Nuraeni kepada Tempo, Selasa, 12 April 2016.
Eni, sapaan akrabnya, buru-buru pindah dari tempat tinggalnya karena listrik dan air sudah diputus. Selain itu, ia berjaga-jaga bila sewaktu-waktu alat berat menggaruk rumahnya yang berada dekat dengan Muara Bahari 1. Selama dua malam tidur di rusun, Eni mengaku nyaman.
"Keluhan saya panas doang di sini. Emang betah saya di sini, anak saya juga enak main ke mana luas. Kalau di sana, melangkah dikit kecebur kali. Mending kalau ketemu kali, biasanya kecebur di laut. Tapi saya mah enggak waswas, anak saya pada bisa berenang," ujarnya.
Untuk menghidupi anak-anaknya, Eni berdagang minuman, rokok, dan mi rebus di Blok F lantai 1. Sebab, ia sudah lama pisah dengan suaminya yang sudah menikah lagi dengan wanita lain. Beruntung, anak pertamanya sudah bekerja, sementara anak keduanya hanya lulusan SMP dan lebih banyak membantu dia berdagang.
Di sebelah lapak Eni, ada lapak milik tetangganya, Djasman. Pria yang bekerja sebagai sopir pribadi itu juga tetangga Eni di Kampung Baru. Namun, beda dengan Eni, ia dan keluarganya terpaksa pindah karena menjadi korban gusuran. "Saya tidak dapat surat pemberitahuan, tapi kenyataannya malah rumah saya habis kena gusur," tuturnya.
FRISKI RIANA