TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok kembali melanjutkan pembangunan gedung B dan D Rumah Sakit Umum Daerah, yang masih tersisa. Tahun ini, pemerintah menggelontorkan Rp 70 miliar untuk menyelesaikan pembangunan lantai 7-8 gedung yang terletak di Jalan Mochtar, Sawangan tersebut.
Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas Perumahan dan Permukiman Dadan Rustandi mengatakan sebenarnya konstruksi fisik gedung B dan D, telah rampung sampai 8 lantai. Namun, pemerintah belum menyelesaikan pembangunan ruangan dan ram rumah sakit di gedung tersebut.
"Tahun ini ditargetkan sudah bisa bisa digunakan sampai 8 lantai," kata Dadan, Jumat, 10 Maret 2017.
Ia menuturkan sebelumnya pemerintah telah menggelontorkan Rp 115 miliar untuk pembangunan gedung B dan D RSUD. Dana tersebut baru bisa menyelesaikan enam lantai pembangunan gedung itu.
Sedangkan, infrastruktur dalam lantai 7 dan 8 yang akan digunakan untuk ruangan rawat inap, laundry cucian, gizi, dapur dan ruang kremasi belum dibangun. Selain itu, anggaran yang dikucurkan tahun ini juga untuk pembangunan masjid di RSUD Depok.
"Sekarang tahapan pembangunnya sudah konsultasi managemen konstruksi. Rencana pembangunan gedung itu sembilan bulan," ucapnya.
Dadan mengungkapkan gedung B dan D sudah terbengkalai pembangunannya sejak tahun 2009. Selain gedung B dan D, bangunan RSUD yang masih terbengkalai yakni gedung F dan C. "Yang akan membangun gedung C pusat. Konstruksinya sudah ada, tapi terbengkalai sejak lama," ucapnya.
Sekretaris RSUD Depok Ety Yuniarty mengatakan meski konstruksi telah rampung sampai delapan lantai, tapi gedung tidak bisa digunakan karena belum dilengkapi ram sebagai tangga darurat untuk pasien yang berada di tempat tidur. "Sebab, salah satu syarat pentingnya, bangunan rumah sakit harus dilengkapi ram," ucapnya.
Meski begitu, tahun ini pihak managemen RSUD akan memulai uji coba secara bertahap pengoperasian lantai 2 dan 3, gedung sebagai tempat obstetri dan ginekologi (penanganan kehamilan), ferina dan kamar bersalin.
Selain itu, pemerintah secara bertahap juga telah menggelelontorkan anggaran untuk fasilitas interiror rumah sakit dan alat kesehatannya. Tahun kemarin, kata dia, pemerintah telah mengucurkan Rp 30,6 miliar. Dan tahun ini Rp 47,2 miliar untuk interior dan alat kesehatan RSUD.
"Diperkirakan masih dibutuhkan dua tahun lagi untuk melengkapi fasilitas interior dan kesehatannya," ucapnya.
Pembangunan gedung RSUD memang mendesak. Soalnya, selama ini gedung A yang ada sekarang sangat terbatas dan banyak dikeluhkan warga. "Pasien yang masuk selama ini sering melebihi kapasitas rumah sakit," ucapnya.
Ia menuturkan gedung A RSUD Depok hanya mempunyai 71 tempat tidur dengan rincian 9 tempat tidur perawat kebidanan, 9 tempat tidur perawat bedah, 9 tempat tidur perawatan anak, 9 tempat tidur perinatologi, 18 tempat tidur perawatan penyakit dalam, 4 tempat tidur isolasi, 9 tempat tidur ruang syaraf/THT/Mata dan empat tempat tidur kelas dua.
Dengan adanya pembangunan gedung B dan D, pemerintah telah menambah 258 tempat tidur rawat inap, dan ruang lainya, seperti ruang ICU, NICU, PICU, HCU. "Sejak April 2008 dioperasikan RSUD tidak punya ruang ICU, NICU, PICU, HCU."
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Depok Hafid Nasir mengatakan pembangunan RSUD memang sangat dinantikan warga Depok. Bahkan, wali kota terpilih menjanjikan pembangunan RSUD di kawasan timur. "Yang ada sekarang di kawasan barat di wilayah Sawangan," ujarnya.
Menurutnya, idealnya Depok memang mesti mempunyai dua RSUD agar seluruh warganya mudah mengakses rumah sakit milik pemerintah daerah. Ditambah, Depok juga mesti merealisasikan puskesmas 24 jam di 11 kecamatan. "Fasilitas kesehatan memang harus ditambah. Sebab, warga Depok juga terus bertambah."
IMAM HAMDI