TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat gemas karena kerap menemukan Kartu Jakarta Pintar (KJP) ditarik tunai. "Saya gemas banget. Seperti KJP itu mereka (banyak yang) mampu. Masa (mereka) punya sepeda motor, rumah, punya mobil, begitu gratisan, malah begini," ujar Djarot di Balai Kota, Rabu, 26 Juli 2017.
Djarot mengatakan masih banyak masyarakat yang menggunakan dana KJP untuk keperluan di luar kebutuhan pendidikan. Kebanyakan para orang tua menggunakan KJP untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu, kata Djarot, tak jarang mereka menggunakan KJP untuk melakukan tarik tunai.
Baca juga: Djarot Pastikan KJP Tak Bisa Ditarik Tunai hingga Desember
Menurut Djarot, pelanggaran tersebut bisa dengan mudah dicek. Djarot mengatakan pihaknya mencurigai transaksi keuangan dengan bilangan bulat sebanyak beberapa kali berturut-turut. Misalnya saja, KJP terlihat melakukan transaksi Rp 100 ribu selama empat kali berturut-turut.
"Mana ada beli sesuatu itu harganya pas Rp 100 ribu, Rp 150 ribu, enggak ada, kan? Harga buku masak langsung Rp 150 ribu. Bulat-bulat semuanya, empat kali, enam kali," ujar Djarot.
Djarot mengatakan telah meminta bawahannya melacak transaksi mencurigakan. Jika terbukti ada pelanggaran, dia mengancam akan mencabut KJP siswa tersebut. Menurut dia, cara tersebut bisa mendidik kedua orang tua siswa bersikap jujur. Djarot menyebut pihaknya bisa dengan mudah melacak lantaran sistem keuangan DKI Jakarta yang nontunai atau cashless.
Baca juga: Pasar Jaya Akan Tutup Kios yang Cairkan KJP
"Saya gemas. Saya pikir enggak salah juga Pak Ahok marah-marah, saya juga marah-marah. Gemas aku. Dengan sistem cashless kelihatan. Ini tarik tunai. Kalau sudah seperti ini, lacak siapa dia," kata Djarot.
LARISSA HUDA