TEMPO.CO, Jakarta - Penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta Timur, keberatan dengan dipampangnya jumlah tunggakan pembayaran harga sewa mereka dalam segel yang ditempel pengelola di pintu unit rusun.
"Di kertas segel itu tertulis jumlah tunggakan penghuni," kata Iwan Setiawan, penghuni Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Senin, 28 Agustus 2017. "Memang setiap penghuni menunggak, tapi itu kan enggak pantas diumbar-umbar."
Baca: Tunggak Biaya Sewa, Penghuni Rusun Ini Ungkit Janji Jokowi
Iwan mengatakan unit rusun yang ditempati keluarganya juga pernah disegel pengelola pada 2016 karena menunggak. Dalam segel berbentuk stiker merah tersebut, tertulis jumlah tunggakan Iwan. "Saya rasa enggak perlu ditulis jumlahnya begitu," ucapnya.
Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat Vita Nurviatin mengatakan penempelan jumlah tunggakan di pintu unit rusun merupakan cara pemerintah agar penghuni melunasi uang sewa.
"Kalau keberatan dan enggak mau diumbar, ya, bayar dong," katanya di Rusunawa Jatinegara Barat. "Ada hak ada kewajiban. Mau enggak mau, tinggal di rusun ada kewajiban (bayar biaya sewa)."
Menurut Vita, banyak penghuni rusun yang menunggak akibat kerap menunda membayar biaya sewa. "Akibatnya jadi menumpuk, jumlahnya menjadi besar, lalu berat untuk dibayar," ucapnya.
Vita membenarkan, tahun lalu, pihaknya melakukan penyegelan bagi penghuni yang kerap menunggak. Namun tahun ini mereka melakukan upaya penagihan sejak awal, yakni melalui surat panggilan. "Tahun ini belum sampai penyegelan, baru pemanggilan," tuturnya.
Hingga Juli 2017, kata Vita, total tunggakan biaya sewa di Rusunawa Jatinegara Barat mencapai Rp 1,09 miliar. Namun sejak Agustus tunggakan tersebut menurun menjadi Rp 1,01 miliar.
Baca juga: Tunggak Biaya Sewa, Penghuni Rusun Ini Ungkit Janji
Rusunawa Jatinegara Barat merupakan satu dari 23 rusun di DKI Jakarta yang menunggak sejak sebelum 2013 hingga Juni 2017. Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta mencatat total tunggakan mencapai Rp 32 miliar. Penyebabnya, diduga akibat penghasilan warga rusun yang terlalu kecil.
ZARA AMELIA