TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya telah mengambil langkah antisipasi untuk menanggapi ancaman bom dari Santoso Abu Warda, di antaranya dengan meminta bantuan penjagaan dari Detasemen Khusus Antiteror 88.
"Jadi kami tetap waspada," kata Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal kepada wartawan di kantornya, Selasa, 24 November 2015.
Pernyataan Iqbal itu berkenaan dengan ancaman bom yang disampaikan lewat media sosial dalam bentuk video berdurasi 9 menit 35 detik. Video berjudul Seruan Sang Komandan, Abu Wardah Asy-Syarqi itu menayangkan foto Santoso bersama anak buahnya. Selain itu, tampak pula bendera Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di sudut kiri atas.
Video itu memperdengarkan suara seorang lelaki yang diklaim sebagai suara Santoso. Pria tersebut menyatakan kelompoknya telah mempersiapkan serangan untuk mengebom Polda Metro Jaya dan Istana Merdeka. Dia juga mengajak masyarakat mendukung berdirinya Daulah Islamiyah di Indonesia.
Video tersebut diunggah pertama kali dalam akun Facebook milik Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo. Netizen selanjutnya menyebarkan video. Belakangan, pemerintah memblokir akun Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo.
Iqbal menyatakan polisi bakal mengusut akun Facebook yang menyebarkan video tersebut. Ini dilakukan untuk memastikan apakah mereka terlibat ke dalam jaringan terorisme atau tidak. Selain itu, polisi juga akan memastikan benar tidaknya suara dalam video itu adalah milik Santoso.
Santoso dikenal sebagai pemimpin Mujahidin Indonesia timur. Polisi menuduh Santoso terlibat sejumlah serangkaian teror di Kabupaten Sulawesi Tengah. Saat ini polisi masih memburu pria yang diduga bersembunyi di kawasan Poso tersebut.
AVIT HIDAYAT