PKB Laporkan Eks Sekjen Lukman Edy ke Bareskrim Atas Tuduhan Pencemaran Nama Baik

Senin, 5 Agustus 2024 17:22 WIB

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cucun Ahmad Syamsurijal bersama kuasa hukum PKB melaporkan Eks Sekretaris Jenderal PKB, Muhammad Lukman Edy ke Bareskrim Mabes Polri atas dugaan fitnah dan pencemaran nama baik pada Senin, 5 Agustus 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melaporkan mantan Sekretaris Jenderal mereka, Muhammad Lukman Edy, ke Bareskrim Polri atas dugaan pencemaran nama baik. Laporan ini terkait pernyataan Lukman yang menyebut tata kelola keuangan di bawah kepemimpinan Ketua Umum PKB Cak Imin, tidak transparan.

Politikus PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengatakan, pernyataan Lukman mengandung unsur pencemaran nama baik dan ujaran kebencian yang membahayakan partai secara institusi maupun para pimpinan PKB.

"Saudara Lukman Edy sudah menyebarkan suatu berita yang dikonsumsi oleh publik yang itu membahayakan. Suatu ujaran kebencian dan pencemaran nama baik. Ini akan berbahaya bagi kami," ujar Cucun saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta, pada Senin, 5 Agustus 2024.

Cucun mengatakan, laporan tersebut telah diterima oleh penyidik. Menurut dia, penyidik akan melakukan gelar perkara dan pemanggilan para saksi untuk pengembangan kasus ini. Mengenai pasal yang disangkakan, Cucun tidak mau mendahului penyidik. "Kita tidak berani mendahului para penyidik nanti mengenakan pasal terkait apa," ujar Cucun.

Menanggapi tuduhan tentang tata kelola keuangan yang tidak transparan, Cucun menyatakan, tuduhan tersebut tidak benar. Ia menegaskan bahwa keuangan PKB dikelola dengan baik dan sesuai regulasi yang ada. "Semua ada regulasinya. Semua by law yang dilakukan," ujar dia. Cucun juga menambahkan, Lukman Edy tidak memiliki kapasitas untuk berbicara tentang partai.

Advertising
Advertising

PKB, kata Cucun, juga tidak akan membiarkan siapapun membuat kegaduhan, terutama menjelang pesta demokrasi atau Pilkasa 2024.

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mencecar bekas Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa, Muhammad Lukman Edy, ihwal kepemimpinan Muhaimin Iskandar di PKB. Edy Lukman ditanya oleh panitia khusus yang dibentuk PBNU untuk mengkaji hubungan dengan PKB.

Lukman menjelaskan pansus bentukan PBNU tersebut mendalami kepemimpinan Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB, terutama dalam tata kelola partai. Kepada PBNU, Lukman menyebut, tata kelola keuangan partai pada masa kepemimpinan Cak Imin dinilai tidak transparan dan akuntabel.

"Saya bilang, saya jujur saja katakan bahwa hal yang paling substansial di internal PKB itu adalah tata kelola keuangan yang tidak transparan dan tidak akuntabel. Keuangan fraksi, keuangan dana pemilu, dana pileg, dana pilpres, sampai sekarang dana pilkada itu tidak transparan dan tidak akuntabel," kata Edy Lukman usai pertemuan dengan pansus di Gedung PBNU, Rabu, 31 Juli 2024.

Tata kelola keuangan tersebut dinilai tidak pernah diaudit hingga dipertanggungjawabkan kepada forum seperti muktamar atau rapat-rapat, dan sebagainya. Oleh sebab itu, Lukman menilai bahwa bagi internal PKB, saat ini terkait keuangan merupakan persoalan yang sangat rahasia dan tertutup.

Pilihan Editor: EKSKLUSIF: Cerita Saka Tatal Terseret Kasus Vina dan Jadi Tersangka, Juga Soal Pemukulan dan Penyiksaan

Berita terkait

Buruh Ungkap Gaji Perusahaan di Bawah UMR Dijerat dengan Pasal UU ITE yang Sudah Tidak Berlaku

12 jam lalu

Buruh Ungkap Gaji Perusahaan di Bawah UMR Dijerat dengan Pasal UU ITE yang Sudah Tidak Berlaku

Septia Dwi Pertiwi, buruh perusahaan harus mendekam di penjara gara-gara mengungkap gaji di bawah UMR. Dijerat pasal UU ITE yang tidak berlaku.

Baca Selengkapnya

PKB Rekrut Anak Muda Jadi Pengurus, Akademisi Sebut Bentuk Kepedulian kepada Gen Z

19 jam lalu

PKB Rekrut Anak Muda Jadi Pengurus, Akademisi Sebut Bentuk Kepedulian kepada Gen Z

Cak Imin mengatakan PKB merekrut anak muda untuk mendukung regenerasi di partainya.

Baca Selengkapnya

Ragam Respons ihwal PKB Rekrut Kaum Muda Jadi Pengurus, Ada Ais dan Gielbran

20 jam lalu

Ragam Respons ihwal PKB Rekrut Kaum Muda Jadi Pengurus, Ada Ais dan Gielbran

Ais Shafiyah Asfar ditunjuk sebagai Ketua Harian PKB dan Gielbran M. Noor sebagai Wakil Ketua Harian. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Cerita Gielbran dari Ketua BEM UGM Jadi Wakil Ketua Harian PKB

21 jam lalu

Cerita Gielbran dari Ketua BEM UGM Jadi Wakil Ketua Harian PKB

Kisah Gielbran dari Ketua BEM UGM menjadi Wakil Ketua Harian PKB.

Baca Selengkapnya

Bos Lion Air Rusdi Kirana Jadi Waketum PKB 2024-2029

23 jam lalu

Bos Lion Air Rusdi Kirana Jadi Waketum PKB 2024-2029

Bos maskapai Lion Air Rusdi Kirana masuk pengurus PKB periode 2024-2029 sebagai Waketum. Ada tujuh orang menjabat sebagai Waketum.

Baca Selengkapnya

Profil Ais Shafiyah Asfar, Politikus Muda yang Jadi Ketua Harian PKB

1 hari lalu

Profil Ais Shafiyah Asfar, Politikus Muda yang Jadi Ketua Harian PKB

Berikut ini profil Ais Shafiyah Asfar yang dipilih sebagai Ketua Harian PKB. Ais diketahui masih berumur 23 tahun dan kandidat doktor di Unair.

Baca Selengkapnya

Susunan Lengkap Pengurus PKB 2024-2029

1 hari lalu

Susunan Lengkap Pengurus PKB 2024-2029

Bos maskapai Lion Air Rusdi Kirana masuk pengurus PKB. Ada tujuh orang menjabat wakil ketua umum.

Baca Selengkapnya

Cerita Ais Shafiyah Asfar Terpilih jadi Ketua Harian PKB, Sempat Jalani Serangkaian Tes

1 hari lalu

Cerita Ais Shafiyah Asfar Terpilih jadi Ketua Harian PKB, Sempat Jalani Serangkaian Tes

Ais Shafiyah Asfar mengatakan bahwa dirinya juga akan berkomitmen untuk mendukung program PKB ke depannya.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Ketua Harian PKB Ais Shafiyah Asfar

1 hari lalu

Rekam Jejak Ketua Harian PKB Ais Shafiyah Asfar

Ketua Harian PKB, Ais Shafiyah Asfar, pernah jadi juru bicara Anies-Muhaimin. Ia adalah putri dari seorang dosen Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya

PKB Klaim Belum Bahas Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

1 hari lalu

PKB Klaim Belum Bahas Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

PKB mengklaim bahwa belum ada pembahasan tentang pembagian jatah menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya