Kasus TPPO di Myanmar, Keluarga Duga Ada Pertukaran antara Korban dengan Temannya

Jumat, 16 Agustus 2024 19:04 WIB

Suhendri Arsiansyah, 27 tahun, diduga menjadi korban TPPO di Myanmar. Keluarganya dimintai uang tebusan Rp 500 juta. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Suhendri Arsiansyah alias Hendri, korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang disekap di Myanmar, mencurigai adanya dugaan 'tukar kepala' antara Hendri dengan temannya, Risky.

"Sepertinya, kecurigannya sih seperti itu," kata Yohana Apriliani, kakak sepupu Suhendri, saat ditemui usai pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, pada Jumat, 16 Agustus 2024.

Yohana menjelaskan, Risky merupakan orang yang mengurus semua keperluan keberangkatan Suhendri ke Thailand. "Semua tiket pemberangkatan ditanggung Risky," ujar Yohana.

Dia menceritakan, awalnya Suhendri dan Risky awalnya bersama di Bangkok, Thailand, namun dalam perjalanan selanjutnya ke Myanmar, mereka berpisah. Suhendri berakhir di Myanmar dan disekap, sementara Risky kembali ke Indonesia

"Cuma yang jadi pertanyaan, si Hendri berangkat ke sana, si Risky balik ke Jakarta ke Indonesia," ujar dia.

Advertising
Advertising

Kepada keluarga Suhendri, Risky mengaku kabur karena takut mengalami nasib serupa dengan Suhendri. Yohana mengatakan, Risky mengaku sempat berkomunikasi dengan Hendri. Dari komunikasi itu, Hendri bercerita kalau dia disiksa.

"Risky itu takut. Alasan dia sih mau kabur ke Indonesia, mau minta bantuan sama pemerintah dan kepolisian di Indonesia," ujar dia.

Saat ini, menurut Yohana, Risky berada di rumahnya. Namun, Risky belum tampak melapor atau meminta bantuan kepada pemerintah maupun polisi.

Suhendri Arsiansyah diketahui berangkat dengan tujuan Bangkok, Thailand pada 11 Juli 2024. Sebelumnya kepada Tempo, Yohana menyebut Hendri berangkat atas ajakan temannya, Risky, untuk bekerja sebagai staff officer di Mae Sot, Thailand. Namun Hendri justru disekap di Myanmar, sedangkan teman yang mengajak dan membayari tiketnya justru sudah pulang ke Indonesia.

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar menunjukkan cuplikab percakapan. (TEMPO/Muhammad Iqbal)

Menurut Yohana, Hendri berangkat seorang diri dari Indonesia menuju Bangkok. Sementara temannya, Risky sudah lebih dulu berada di Bangkok. Selama di Bangkok, kata Yohana, Hendri bersama dengan Risky selama empat hari. Setelah itu, keduanya berangkat bersama dalam satu perjalanan. Namun di tengah perjalanan, menurut Yohana, Hendri dan Risky berpisah. Sepupunya tersebut justru dibawa ke Myanmar.

Tidak lama kemudian, keluarga mendapat telepon dari nomor Hendri yang meminta tebusan sebesar US$ 30.000 (sekitar Rp 475 juta) untuk membebaskannya. Orang yang meminta tebusan tersebut, menurut Yohana, berbicara dengan bahasa Melayu.

Dia mengatakan Hendri sempat mengatakan melalui telepon ia dipukul oleh pihak yang menyekapnya di Myanmar sampai bibirnya pecah. Atas peristiwa dugaan TPPO ini, keluarga sudah melapor ke Kementerian Luar Negeri dan Bareskrim.

Jihan Ristiyanti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: KPK Geledah Kantor Pemprov Jawa Timur untuk Kasus Dana Hibah

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

4 jam lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

17 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 3 Tersangka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Tangsel

1 hari lalu

Polisi Tangkap 3 Tersangka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Tangsel

Polisi menangkap tiga tersangka kekerasan seksual terhadap anak di Tangsel. Pelaku ada yang driver ojol hingga orang tua sambung.

Baca Selengkapnya

Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

1 hari lalu

Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

Para calon pekerja migran ilegal itu mengaku mendapatkan tawaran pekerjaan di Kamboja sebagai karyawan perusahaan dan pramusaji.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

2 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

2 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

3 hari lalu

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

3 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

4 hari lalu

WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

Migrant Care mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan preventif setelah ramai kasus TPPO di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Klarifikasi Ketua Satgas PPKS Unsoed Soal Kasus Kekerasan Seksual dan Dugaan Perdagangan Orang

4 hari lalu

Klarifikasi Ketua Satgas PPKS Unsoed Soal Kasus Kekerasan Seksual dan Dugaan Perdagangan Orang

Satgas PPKS Unsoed menerima laporan kekerasan seksual dari empat korban yang merupakan mahasiswi Unsoed.

Baca Selengkapnya