TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Letty Sultri kerap menerima perlakuan kasar dari tersangka dokter tembak istri, bahkan sempat dianiaya ala SmackDown. Yeti Irma, kakak ipar dokter Letty menjelaskan bahwa sebelum ditembak oleh dokter Ryan Helmi sering melakukan KDRT terhadap istrinya.
Ditemui usai prarekonstruksi kasus dokter tembak istri di Klinik Azzahra Medical Centre, Cawang, Jakarta Timur pada Senin, 13 November 2017, Yeti Irma bersama ketua tim kuasa hukum keluarga Letty, Ori Rahman menjelaskan bahwa korban sempat mengalami trauma hingga tidak berani keluar rumah dan berhenti bekerja selama dua bulan.
Yeti menjelaskan bahwa KDRT dilakukan sekitar bulan Juni atau Juli 2017. Pada saat itu, Helmi menyekap istrinya Letty di kamar rumahnya. Di dalam kamar, kata Yeti, Letty diduduki dan ditarik lehernya. Menghindari hal yang tidak diinginkan, dokter Letty kemudian melarikan diri melalui jendela kamar yang tidak dikunci.
Baca: Keluarga Dokter Letty Belum Terima Kata Maaf dari Keluarga Helmi
“Kayak di smackdown itu lo. Di-smackdown, didudukin pantat, ditarik leher begitu. Melalui jendela yang gak dikunci dia lari keluar kemudian dikejar sama si pelaku,” kata Yeti.
Pada saat lari keluar rumah, Yeti menjelaskan bahwa tidak ada tetangga yang berani menolong Letty saat itu. Letty kemudian sempat diseret beberapa meter oleh suaminya, Helmi. Ketika dokter Letty hampir dibakar menggunakan thinner, Ketua RT datang untuk mengamankan tersangka dokter tembak istri itu dan melaporkannya ke polres.
Menurut Yeti kejadian tersebut berlangsung sebelum proses perceraian. Sebelum kejadian KDRT tersebut, beberapa kali keluarga Letty juga sudah menyarankan agar Letty memberanikan diri untuk menggugat cerai suaminya.
Namun, dokter Letty tetap ingin memperjuangkan Helmi dengan harapan sikap kasarnya dapat berubah. “Dia masih juga ingin menjadi istri solekhah. Dia tetap ingin jadi istri ya, melakukan kewajiban dia,” kata Yeti.
ZUL’AINI FI’ID N. | TD