TEMPO.CO, Jakarta - PD Pasar Jaya berencana membuka bioskop rakyat yang terjangkau bagi penerima Kartu Jakarta Pintas Plus dan pekerja penanganan sarana dan prasarana umum, yang pernah digagas mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Jadi mereka yang menikmati hiburan itu bukan masyarakat menengah atas, tapi juga menengah bawah," kata Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin di Balai Kota DKI, Jumat, 8 Desember 2017.
Baca: Selain Bioskop Rakyat, Ahok Ingin Bangun Opera House of Sydney
Sebelumnya, konsep bioskop rakyat sudah digaungkan pada era kepemimpinan Gubernur Ahok pada awal 2017. Ahok beralasan tak semua warga Jakarta bisa mengakses bioskop besar karena harga tiket. Selain untuk merangsang pertumbuhan film nasional, penempatan bioskop di pasar-pasar diharapkan menarik jumlah pengunjung.
Lebih jauh, Arief mengatakan pembukaan bioskop rakyat akan dilakukan pada 2018. Namun ia belum bisa menyebutkan secara detail waktu pembukaannya karena keputusan itu bergantung pada pihak ketiga yang bekerja sama dengan perusahaannya.
Ide membuka bioskop rakyat atau micro-cinema sebetulnya sudah direncanakan sejak tahun lalu. Bahkan, kata Arief, sudah ada investor yang berminat mengisi lantai kosong di gedung milik PD Pasar Jaya sebagai bioskop rakyat.
Namun Arief memilih melakukan sejumlah pembenahan lebih dulu terhadap gedung miliknya dan memperbaiki branding bioskop rakyat. Tujuannya, supaya bioskop rakyat tak dianggap sebagai tempat yang kumuh.
Untuk menarik minat masyarakat, PD Pasar Jaya juga menggandeng Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) sebagai operator bioskop rakyat. "Parfi bisa menciptakan film Indonesia yang lebih baik. Kami bisa tayangkan di bioskop rakyat atau micro-cinema," kata Arief mengenai bioskop rakyat yang pernah diwacanakan Ahok itu.