Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belum Imunisasi, Dua Pasien Difteri Depok Diisolasi di RSPI

image-gnews
Sejumlah masyarakat menunggu di ruang  tunggu RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, 11 Desember 2017. Rumah sakit Sulianti Saroso merawat 33 pasien yang terdiri dari 22 anak-anak dan 11 orang dewasa yang tekena dampak virus Difteri. Tempo/Fakhri Hermansyah
Sejumlah masyarakat menunggu di ruang tunggu RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, 11 Desember 2017. Rumah sakit Sulianti Saroso merawat 33 pasien yang terdiri dari 22 anak-anak dan 11 orang dewasa yang tekena dampak virus Difteri. Tempo/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang tua yang anaknya dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Sunter, mengakui belum memberi imunisasi difteri kepada anak mereka. Sejak Januari hingga November 2017, RSPI Sulianti Saroso telah merawat 61 pasien difteri, 3 di antaranya meninggal dunia.

Wajah Santi Nurhayat, 34 tahun, warga Depok tampak lelah. Sudah empat malam dia menginap di rumah sakit menjaga anaknya yang dirawat. "Iya agak kecapekan udah beberapa hari nginep di sini," kata dia di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.

Anaknya yang berumur 3 tahun tengah dirawat di rumah sakit tersebut sejak lima hari lalu. Santi mengatakan dokter mendiagnosa anaknya mengidap Difteri.

Baca: Awas Carrier Difteri, Sehat tapi Bisa Menularkan Hingga 6 Bulan

Santi menceritakan anaknya mulai menunjukkan gejala sejak 6 Desember silam. Awalnya, si anak hanya demam sekitar 38 derajat Celcius. Santi lantas memberinya obat dan panas si anak kemudian menurun.

Keesokannya panas si anak kembali naik. Gejala yang kemudian muncul adalah bibir dan tenggorokan anaknya memerah. "Bibirnya kayak pakai lipstik. Tenggorokannya juga jadi merah," kata dia.

Keesokan paginya, Santi membawa anaknya berobat ke Puskesmas Beji, Depok. Pihak Puskesmas kemudian merujuk anaknya ke RSUD Depok. RSUD Depok kemudian mendiagnosa si anak menderita Difteri dan merujuknya ke RSPI Sulianti Saroso.

Warga Depok lain, Fachrijal, juga tengah dirawat di RSPI Sulianti Saroso karena Difteri. Pria berusia 25 tahun itu telah dirawat sejak Ahad, 12 Desember 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang tua Fachrijal, Satiyah, 45 tahun mengatakan pada awalnya anaknya hanya menunjukkan gejala demam dan sakit tenggorokan. "Awalnya kirain sakit radang tenggorokan doang," kata dia saat ditemui di RSPI Sulianti Saroso, dua hari lalu.

Satiyah membawa anaknya berobat ke RSUD Depok yang kemudian merujuk Fachrijal ke Rumah Sakit Permata, Depok. Rumah sakit mendiagnosa Fachrijal mengidap Difteri dan merujuknya ke RSPI Sulianti Saroso.

Santi dan Satiyah sama-sama mengakui belum melakukan imunisasi pada anaknya. Santi mengatakan faktor ekonomi menjadi alasan dirinya tak melakukan imunisasi. "Tapi semenjak anak saya sakit sekarang udah diimunisasi semua kok," kata dia.

Satiyah lupa apakah anaknya sudah diimunisasi atau belum. Seingatnya, semasa sekolah anaknya sering mengikuti imunisasi.

Kedua orang tua pasien Difteri itu bersyukur bahwa biaya rumah sakit ditanggung pemerintah. Mereka juga lega kondisi anaknya kini sudah semakin membaik. "Alhamdulillah anak saya sekarang sudah doyan makan," kata Santi.

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diptheriae. Bakteri tersebut menular lewat percikan air liur atau muntahan dari pasien yang dibawa oleh partikel debu.

Infeksi bakteri Difteri ditandai dengan demam sekitar 38 derajat Celcius, sakit waktu menelan, munculnya selaput di tenggorokan berwarna putih yang mudah berdarah jika dilepaskan, dan terkadang disertai sesak nafas dan suara mengorok. Penyakit ini juga sering ditandai dengan pembengkakan di kelenjar getah bening leher.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Anak Nasional, Ini Pesan Praktisi Kesehatan buat Orang Tua

3 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes tahap pertama kepada seorang bayi di Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa 23 Juli 2024. Pemprov Sulawesi Barat menggelar pelaksanaan vaksin polio tahap pertama dan kedua secara serentak di sejumlah kabupaten dengan target 227.691 anak yang berlangsung selama 12 hari. ANTARA FOTO/Akbar Tado
Hari Anak Nasional, Ini Pesan Praktisi Kesehatan buat Orang Tua

Praktisi kesehatan Hari Anak Nasional menjadi pengingat bagi orang tua untuk menghindarkan anak dari penyakit menular.


Jelang PIN Polio 2024, Dokter Ingatkan Pentingnya Anak Divaksin

11 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio kepada seorang anak saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskesmas Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah, Senin 15 Januari 2024. Kementerian Kesehatan menggelar Sub PIN Polio 2024 secara serentak di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY dengan putaran pertama di bulan Januari dan putaran kedua pada Februari mendatang sebagai upaya menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) polio. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Jelang PIN Polio 2024, Dokter Ingatkan Pentingnya Anak Divaksin

Dokter anak menyebut pentingnya orang tua mengikutkan anak di PIN polio 2024 untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan kelumpuhan itu.


Pentingnya Vaksin Polio sehingga Tak Boleh Dilewatkan

13 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Pentingnya Vaksin Polio sehingga Tak Boleh Dilewatkan

Dokter mengatakan bila orang tua tidak memberikan vaksin polio pada anak dikhawatirkan adanya penurunan perlindungan terhadap penyakit polio.


Kasus Bayi Meninggal usai Imunisasi, Dokter Anak Minta Orang Tua Tak Khawatir

14 hari lalu

Bayi ditimbang oleh  kader Posyandu saat pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Rawa Buaya, Jakarta, 27 Oktober 2023. Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan pelayanan posyandu dengan memberikan imunisasi lengkap sebagai deteksi dini stunting. TEMPO/Fajar Januarta
Kasus Bayi Meninggal usai Imunisasi, Dokter Anak Minta Orang Tua Tak Khawatir

Orang tua diminta tidak khawatir memberikan vaksin kepada anak meski viral berita bayi meninggal setelah imunisasi.


Waspada Radang Tenggorokan Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius

16 hari lalu

Banyak cara dilakukan orang untuk meringankan radang tenggorokan, seperti berkumur dengan larutan air garam, atau mengonsumsi permen pelega tenggorokan. Namun, langkah itu hanya melegakkan tenggorokan.
Waspada Radang Tenggorokan Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius

Penting untuk selalu waspada dan jeli terhadap gejala-gejala yang menyertai radang tenggorokan. Bisa jadi gejala penyakit serius.


Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman Terkait Kematian Bayi di Sukabumi

26 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman Terkait Kematian Bayi di Sukabumi

Kombinasi vaksin pada imunisasi ganda tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat dampaknya.


Inilah Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi yang Perlu Diketahui

30 hari lalu

Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Inilah Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi yang Perlu Diketahui

Vaksinasi dan imunisasi adalah istilah yang berkaitan erat namun memiliki perbedaan mendasar.


Pakar Sebut Imunisasi Tambahan untuk Cegah dan Kurangi Risiko KLB

46 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Pakar Sebut Imunisasi Tambahan untuk Cegah dan Kurangi Risiko KLB

Imunisasi tambahan penting karena merupakan salah satu upaya mencegah dan mengurangi risiko wabah atau KLB.


Blau untuk Mengobati Gondongan, Adakah Manfaatnya?

52 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang leher / leher sakit. loyolamedicine.org
Blau untuk Mengobati Gondongan, Adakah Manfaatnya?

Dokter meluruskan mitos pemakaian blau atau bubuk biru untuk membilas baju putih yang tidak bisa mengobati gondongan pada anak.


Tak Usah Takut Kejang, Anak dengan Epilepsi Juga Perlu Imunisasi

57 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Tak Usah Takut Kejang, Anak dengan Epilepsi Juga Perlu Imunisasi

Pakar menyebut banyak anak dengan epilepsi yang melewatkan imunisasi rutin karena khawatir akan terjadi kejang.