TEMPO.CO, Tangerang - Chairman of Structural Reliability Testing Division Dr Ing Josia Irwan Rastandi menduga penyebab ambrolnya dinding terowongan atau underpass Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, adalah penghubung atau koneksi antara dinding dan boks yang mengikat kuat dengan tiang underpass itu lepas.
"Kemungkinan besar angkur (koneksinya) lepas karena di sisi ujung dinding terowongan yang roboh, hubungan antara tembok dan boks rata dan mulus. Bener bener lepas," ujarnya saat ditemui Tempo di lokasi longsor, Rabu, 7 Februari 2018.
Josia mengatakan, berdasarkan pengamatannya, konstruksi terowongan Bandara Soekarno-Hatta ini umum digunakan di Indonesia. "Ada ribuan dan puluhan ribu sama seperti ini jadi sudah sangat umum," ucapnya.
Mengenai penyebab lepasnya angkur tembok beton tersebut, kata Josia, bisa juga karena desain yang salah atau mutu material yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan. "Untuk mengetahui itu, harus dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam," katanya.
Konsultan teknik alumnus Universitas Indonesia ini memastikan masalah longsornya dinding terowongan Bandara Soekarno-Hatta yang baru berusia satu bulan itu bukan dari faktor cuaca. "Karena koneksi angkur lepas, pemicunya di sana. Faktor cuaca bukan masalah. Biasa saja suatu kegagalan dari desain atau perencanaan," tuturnya.
Josia mengamati dinding terowongan sebelah kanan, yang juga mengalami retakan dan pada sisi ujung dinding terowongan terbuka. "(Ada) retakan, kemungkinan kasusnya sama dengan yang sebelah kiri. Perlu diperhatikan dan dicermati bersama," ujarnya.
Menurut Josia, solusi masalah longsornya underpass Bandara Soekarno-Hatta adalah melakukan penyelidikan sekaligus pengetesan apakah ini dibangun sesuai dengan desain atau tidak sesuai dengan mutu."Diperiksa desainnya, mutu material, dan pengerjaan apakah sudah sesuai. Nanti akan diketahui masalah utamanya di mana dan solusinya apa," ucapnya.