TEMPO.CO, Tangerang -Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri atau Dianti Putri, 24 tahun baru lima hari menjadi karyawan tetap Garuda Maintenance Fasility (GMF) Aero Asia saat peristiwa tragis Senin lalu itu.
Meski begitu, Putri, sapaan akrab gadis asal Serang ini sudah bekerja di kantornya sebagai financial analys sejak enam bulan silam atau September 2017.
Menurut Fariza Astriny, GM Corporate Communications dan CSR GMF, Putri telah bekerja selama enam bulan sebagai financial analys dengan sistem
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
Baca : GMF Beri Sumbangan Korban Longsor Underpass Bandara Soetta
"Baru saja diangkat sebagai karyawan tetap per 1 Februari 2018. Sebelumnya PKWT, calon pegawai 6 bulan," kata Fariza dihubungi Tempo, Kamis, 8 Februari 2018.
Fariza menceritakan secara singkat bagaimana keseharian Putri dan Mukhmainna Syamsuddin, 25. korban selamat dari maut longsor underpass (terowongan) Bandara Soekarno-H.
"Keseharian keduanya baik, rajin, dan kalem," kata Fariza. Berdua, Fariza menambahkan, kebetulan satu unit kerja. Putri merupakan alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Senin petang, 5 Februari 2018. Ketika itu, Putri dan kawan sekerjanya Inna (-sapaan Mukhmainna) pulang bersama. Keduanya mengendarai kendaraan Honda Brio A 1567 AS dikemudikan sendiri oleh Putri. Saat melintasi jalan Parimeter Selatan itu, hujan deras terjadi.
Dan tiba-tiba dinding terowongan longsor, beton underpass yang baru sebulan beroperasi menimpa kendaraan dimana Putri dan Inna berada di dalamnya.
Keduanya terjebak di dalam mobil dengan posisi meringkuk, proses evakuasi keduanya memakan waktu lebih kurang 14 jam. Nyawa Inna selamat. Saat ini sulung dua bersaudara itu masih menjalani perawatan intensif di ruang semi intensif RS Siloam Karawaci, Tangerang.
Namun nyawa Dianti Putri akhirnya tak tertolong, dia meninggal setelah sempat dirawat di RS Mayapada Kota Tangerang selama tiga jam pasca evakuasi. Jasad Putri dikebumikan di kampung halamannya di Serang Banten.