TEMPO.CO, Depok – Puluhan warga Tionghoa berdoa bersama di Vihara Budha Gayatri, Kelurahan Cilangkap, Tapos, Depok, Jawa Barat, untuk merayakan Imlek 2018 (Imlek 2569) pada Jumat, 16 Februari 2018.
Mereka memohon kepada Tuhan agar pada tahun ini atau Tahun Anjing Tanah semua hal yang ingkar dari kebijakan tidak terjadi lagi. Juga rasa syukur karena telah melalui Tahun Ayam 2568 (2017) dengan selamat.
“Biar lebih baik lagi dari tahun kemarin, sekarang kan kondisi Indonesia kurang baik, mudah mudahan tidak terjadi di tahun Anjing Tanah ini,” katanya Awan, warga Cilangkap, seusai memanjatkan doa.
Simak: Sebut Cina atau Tionghoa?
Doa itu berangkat dari keprihatinan banyaknya peristiwa menyedihkan seperti, intoleransi yang mengancam persatuan dalam keberagaman, bencana alam banjir, tanah longsor, serta pejabat yang menyalahgunakan kewenangan.
Awan, 33 tahun, khusyuk ia mengikuti prosesi doa dan pembakaran dupa dan di tiga altar, yakni Tu Ti Kong, Tu Ti Pakung, dan Kwan Im. Kegiatan beribadatan itu dijaga aparat Polresta Depok dan Kodim 0508/Depok.
Dewi Susanti (53) berharap diberikan kesehatan bagi dirinya, keluarga serta usaha di tahun ini. “Shio anjing tanah ini katanya paling bagus itu usaha elektronik."
Warga Tionghoa berdatangan silih berganti bersama keluarga, berdoa masing-masing mulai pukul 08.00 WIB. Sembahyang dilakukan dengan membawa tiga dupa.
“Ada 3 unsur yang harus harmonis, yakni Tuhan pencipta, manusia dan mahluk yang diciptakan, serta alam semesta," ujar Darmawan, pengurus Vihara Budha Gayatri.
Menurut Darmawan, aktifitas sembahyang juga dilakukan dengan membakar kertas sembahyang, menaburkan minyak sembahyang, dan Fan Shen atau pelepasan binatang.
Semakin siang, Vihara Gayatri makin ramai baik oleh warga Tionghoa maupun warga sekitar yang berharap diberikan angpao Imlek 2018.