TEMPO.CO, Jakarta - Moda transportasi massal berbasis kereta mass rapid transit alias MRT fase I Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia siap beroperasi pada Maret 2019 atau sekitar sembilan bulan lagi.
Salah satu hal yang bikin penasaran warga Ibu Kota adalah harga tiket sekali naik layanan kereta MRT teranyar ini.
Direktur Operasional PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan pembahasan tarif terus dikaji perusahaan dan Pemerintah Provinsi DKI. Pihaknya juga telah menyelesaikan survei penumpang atau ridership survey 2018, yang akan menjadi dasar penghitungan harga tiket.
Baca: Survei Terbaru Sebut Mayoritas Warga Jakarta Mau Geser ke MRT, Angkanya?
"Kami sudah lakukan ridership sejak Oktober tahun lalu. Analisis pertama sudah selesai. Dari situ, kami menyusun skenario tarif," ujar Agung Wicaksono di Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018.
Agung memaparkan, ada tiga skenario tarif yang ditawarkan badan usaha milik daerah tersebut. Harga tiket MRT dibanderol mulai Rp 8.500, Rp 10 ribu, hingga Rp15 ribu per penumpang untuk satu kali perjalanan.
Pengecekan dan Uji Coba Kereta MRT Jakarta di Jepang, 19 Februari 2018. jakartamrt.co.id
Skenario tarif yang berbeda tersebut disesuaikan dengan target 130 ribu penumpang per hari dengan jarak rata-rata 10 kilometer per perjalanan. Namun tarif tersebut bukan tarif final karena masih didiskusikan dengan Pemprov DKI.
"Tarif komersial masih dihitung karena terkait masalah aset. Begitu juga dengan nilai subsidinya," ucap Agung.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan justru tarif bukanlah pertimbangan utama yang dipikirkan masyarakat jika ingin beralih menggunakan kereta MRT sebagai moda transportasi sehari-hari.
"Penumpang justru lebih mengutamakan kecepatan perjalanan, keandalan, kenyamanan, serta kemudahan akses. Ini yang menjadi perhatian kami," ucapnya mengenai keinginan warga DKI terkait dengan keberadaan MRT.