Jakarta – Polisi menambah personel berpakaian preman untuk berpatroli di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Penambahan menindaklanjuti peristiwa penjambretan maut yang terjadi pada Minggu 1 Juli 2018 dan instruksi dari Polda Metro Jaya memerangi begal dan jambret mulai Selasa malam 3 Juli 2018.
“Sudah diinstruksikan untuk menambah personel berpakaian preman untuk melakukan pengawasan,” kata Kepala Polsek Cempaka Putih Komisaris Rosiana saat dihubungi, Selasa 3 Juli 2018.
Baca:
Penjambretan Maut di Cempaka Putih, Polisi Pelajari Rekaman CCTV
Tentang penjambretan maut pada Minggu 1 Juli 2018 lalu, Rosiana menduga para bandit jalanan telah memetakan operasi polisi. Rosiana menuturkan, sistem patroli polisi dilakukan setiap satu jam sekali.
Adapun penjambretan yang dialami menimpa Warsilah, warga Jatinegara, Jakarta Timur, terjadi seusai patroli polisi. Bahkan, pada malam sebelum kejadian, Rosiana mengaku berada dekat lokasi sampai pukul 21.30.
Baca:
Korban Penjambretan Maut di Cempaka Putih Baru Mau Menikah
Menurut dia, lokasi penjambretan di Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih Timur, tepatnya di dekat kompleks PT Gudang Garam, juga tidak termasuk kategori wilayah yang rawan. Apalagi, di dekat lokasi tersebut kemarin ada pos pengamanan mudik lebaran.
"Bisa ditanya juga ke lokasi di dekat kejadian soal patroli kami," kata Rosiana berusaha meyakinkan.
Baca:
Polda Mulai Operasi Perangi Begal dan Penjambretan Malam Ini
Dia menduga para begal memanfaatkan jam lowong di antara pengawasan tersebut. Karena itu, dia menambahkan, Polsek Cempaka Putih segera mengubah sistem pengawasan di wilayahnya.
Polsek Cempaka Putih juga telah membuka kembali daftar laporan dan mantan pelaku penjambretan yang pernah ditangkap. "Kami telusuri juga dari keterangan mereka. Mohon doa dan dukungannya semoga pelakunya cepat tertangkap," ujarnya.