TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan disebut mencopot Satya Heragandhi, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo pilihan Ahok. Pencopotan, menurut Anies, memberi kesan diberhentikan karena faktor kinerja.
"Ini tour of duty, kita sangat membutuhkan Pak Satya untuk LRT (Light Rail Transit)," kata Anies menjawab pertanyaan wartawan seputar alasan pergantian Dirut Jakpro di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Rabu, 11 Juli 2018.
Anies mengatakan Satya tetap akan diberi pekerjaan seputar LRT Jakarta setelah tak menjabat sebagai Dirut Jakpro. Menurut Anies, pemahaman dan pengalaman Satya masih dibutuhkan. Anies berjanji akan menyediakan tempat untuk Satya di PT LRT.
Baca: Anies Copot Orang Pilihan Ahok, Mantan Dirut Jakpro Buka Suara
"Pak Satya nanti konsentrasi di LRT Jakarta. Bukan di Jakpro-nya lagi, jadi lebih fokus," ucapnya.
Perombakan jajaran Direksi PT Jakpro dilakukan melalui rapat umum pemegang saham luar biasa yang diselenggarakan Selasa, 10 Juli 2018.
Dalam rapat tersebut, Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah DKI Jakarta menunjuk Dwi Wahyu Daryoto sebagai Direktur Utama PT Jakpro menggantikan Satya Heragandhi.
Dalam rapat itu, gubernur sebagai pemegang saham mayoritas di Jakpro juga mencopot Jimmy Siswanto dari jabatan komisaris dan digantikan Daryanto.
Menurut Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, Satya masih menjabat komisaris di anak perusahaan PT Jakpro. "Yang terpenting bukan melihat posisinya Satya, tapi tanggung jawabnya," ujarnya.
Baca: Anies Baswedan Pecat Dirut Jakpro, Siapa Berikutnya ?
Sebagai orang yang mengawali proyek LRT, kata Sandiaga, Satya harus memastikan tongkat estafet perpindahan jabatan tidak bermasalah. Selain itu, ia memastikan proses pergantian posisi direktur utama tidak akan mengganggu proses pengerjaan LRT.
Ahok mengangkat Satya Heragandhi sebagai orang nomor satu di Jakpro karena rekam jejaknya di PT Kereta Api Indonesia dan GE. Menurut Ahok, Satya memiliki pengalaman terkait dengan seluk-beluk perkeretaapian sesuai dengan rencana DKI membangun LRT.