TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan memberi penjelasan ihwal rendahnya serapan anggaran oleh dinasnya yang jadi sorotan Sandiaga Uno. Hingga saat ini, Dinas Tata Air baru merealisasikan anggaran sekitar Rp 790 miliar dari total anggaran Rp 4,5 1==11.
"Pengadaan barang dan jasa yang kita lakukan semuanya melalui BPPBJ. Jujur kita sampaikan memang ada keterlambatan lelang," kata Teguh di Balai Kota, Kamis, 12 Juli 2018 soal sorotan rendahnya serapan anggaran 2017-2018.
Baca : Penyerapan APBD DKI Baru 24 Persen, Sandiaga Uno: Efek Stik Hoki
Teguh berdalih sudah mencoba mendorong percepatan realisasi anggaran melalui e-Catalogue LKPP Daerah DKI Jakarta sejak tahun 2017. Namun, proses lelang, ujar Teguh, ternyata memakan waktu yang cukup lama.
Alasan selanjutnya, kata Teguh, mayoritas anggaran digunakan untuk pengadaan lahan. Dari total anggaran Rp 4,5 triliun, sebanyak Rp 1,8 triliun di antaranya digunakan untuk pembebasan Waduk Situ Embung, normalisasi kali sungai dan pembelian lahan peralatan dan perbekalan.
"Tidak bisa oh ini tanahnya si A hari ini bayar. Karena lahan kalau kita pakai istilah anggaran gelondongan, jadi ketika semuanya lokus sudah siap baru kita bayarkan," kata Teguh.
Kedepan, Teguh optimis serapan anggaran Dinas Tata Air dapat mencapai target. Di pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2018, Teguh berencana mengusulkan pemotongan anggaran sebesar Rp 300 miliar. Jadi, total anggaran dinasnya hanya Rp 4,2 triliun.
Simak juga : Sandiaga Paksa Gedung Sediakan Lahan PKL demi Asian Games, Luasnya?
"Saya optimis sih kalau kita liat dari pencapaian masih bisa di angka 90 persen," ujar Teguh.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan akan memberi perhatian khusus kepada Teguh Hendarwan karena serapan anggaran yang tertinggal jauh dari dinas lain. Mengenai kemungkinan pergantian Kepala Dinas Tata Air, Sandiaga tak menyangkalnya. "Tentunya ada evaluasi (untuk Teguh Hendarwan)," kata Sandiaga menjawab pertanyaan wartawan.