TEMPO.CO, Jakarta - Di balik ramai pemberitaan tentang Kali Sentiong mendekati perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta, para Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) terus bekerja mengatasi limbah di kali yang karena warnanya disebut Kali Item itu. Mereka merasakan langsung bagaimana buruknya aroma dan kualitas air Kali Item.
Baca:
Kali Item Disorot Media Asing, Sandiaga Uno: Kita Harus Bersatu
Di antara para pekerja itu ada yang mengungkap penderitaan berupa sesak nafas dan sakit perut usai bekerja di Kali Item. Mereka bekerja membersihkan sampah di kali itu menggunakan peralatan seperti sekop, garpu, cangkul.
“Nah, kalau sudah selesai itu sering terjadi (sakit),” kata Yosep, satu di antara PPSU ketika ditemui Senin 23 Juli 2018.
Pembersihan bukan cuma di kali tapi juga di saluran yang bermuara ke kali. Selain itu juga mengecat kawasan pinggiran Danau Sunter dan trotoar sepanjang jalan di sekitarnya.
Baca:
Sebulan Menjelang Asian Games, Anies Janji Tambah Serius di Kali Item
“PPSU dekat Kali Item sekarang mengecat pinggiran Danau Sunter bersama warga yang jarang dilakukan dan membersihkan saluran mampet di Kali Item bersama petugas lain,” kata Saacep, PPSU yang lain.
Beberapa pekerja mengeluh tentang fasilitas di Kali Item. Selain melawan bau, mereka menantang panas ketika matahari bersinar terik atau dingin ketika hujan mengguyur. Ini seperti yang dituturkan pekerja bernama Rosyid.
Kisah Kali Item terus menghiasi pemberitaan di media karena kali berdekatan dengan Wisma Atlet Kemayoran. Adapun wisma itu akan digunakan para atlet Asian Games 2018 di Jakarta 18 Agustus – 2 September nanti.
Baca:
Anies Baswedan Jawab Kritik tentang Jaring Kali Item
Pemerintah DKI Jakarta mengaku telah melakukan berbagai cara untuk menetralisir bau dari Kali Sentiong. Pemda di antaranya telah memasang satu unit nano bubble dan tiga aerator di Kali Item.
Selain itu juga menanam tumbuhan sepanjang pinggiran Kali Item dan Waduk Sunter Selatan. Yang terbaru adalah pemasangan jaring hitam yang diharap bisa menghadang embusan angin dari kali itu.
M. BASKHORO W.D.