TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Anies Baswedan meresmikan dan membuka kembali Lapangan Banteng usai menjalani revitalisasi dari dana swasta senilai Rp 60 miliar. Anies melakukan itu, Rabu malam 25 Juli 2018, atau hampir sepekan setelah menyindir pembangunan yang bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Baca:
Sindiran Anies Baswedan: Pembangunan dari APBD, Bukan CSR
“Ketika sudah ada hasilnya, kita lihatnya KLB, kita lihatnya dana CSR, lah yang APBD-nya mana?” kata Anies Baswedan di Balai Kota pada Kamis, 18 Juli 2018.
Saat itu, usai meneken Keputusan Gubernur Nomor 1042 Tahun 2018 tentang Daftar Kegiatan Strategis Daerah, Anies Baswedan menyatakan keinginannya: pembangunan dalam program prioritas merupakan wujud dari APBD.
Dia menyindir sumber pendanaan lain yang pernah diandalkan di masa pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sumber dana itu yakni tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan kompensasi atas pelanggaran koefisien lantai bangunan (KLB). Dari dana-dana tersebut pemerintah DKI era Ahok membangun di antaranya sejumlah rumah susun, simpang susun Semanggi, dan rumah-rumah pompa.
Baca:
Resmikan Hasil Revitalisasi Lapangan Banteng, Ini Harapan Anies Baswedan
Revitalisasi Lapangan Banteng yang diresmikan Anies pada Rabu malam lalu adalah contoh inisiatif Ahok lainnya dengan dana dari swasta tersebut. Ahok menghimpun dana senilai total Rp 60 miliar itu di antaranya dari kompensasi pelampauan KLB yang diajukan warga Jakarta bernama Rahadi Santoso dan Irma Rahadi Santoso. Kompensasi ditetapkan senilai Rp 6,4 miliar dan ditujukan untuk pembangunan pagar.
Sedangkan dana untuk lapangan olahraga disalurkan PT Rekso Nasional Food lewat mekanisme tanggung jawab sosial perusahaan senilai Rp 6,2 miliar. Adapun dana perbaikan Monumen Pembebasan Irian Barat dan taman juga datang dari kompensasi pelampauan KLB Sinar Mas Land. Nilainya Rp 42 miliar.
Baca:
Nama Ahok Dielukan di Lapangan Banteng, Adik Bergegas ke Mako Brimob
Hasilnya, diakui Anies Baswedan, Lapangan Banteng yang mengalami renovasi pertama sejak dibangun 1963 tersebut kini menjadi indah. Dia menambahkan, “Tidak hanya indah, tapi saya harap menjadi tempat semua warga bisa berinteraksi,” kata dia.
Tak panjang sambutan yang disampaikan Anies Baswedan pada malam itu. Tempo mencatat hanya sekitar tiga menit. Kemudian Anies Baswedan membubuhkan tanda tangan di atas prasasti yang telah disediakan dan menyaksikan air mancur menari bermandi cahaya lampu LED di tengah taman Lapangan Banteng.