TEMPO.CO, Jakarta - Ali Achmad Fiarmansyah, 20, menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada Jumat 17 Agustus 2018 . Ali atau biasa disapa Iyan adalah pemuda yang mengidap penyakit epilepsi namun kesehariannya dinilai sangat positif.
Baca:
Pemuda Epilepsi Korban Penganiayaan, Sempat Dicari ke Kamar Mayat
Iyan disebutkan religius karena rajin salat di musala dekat rumah dan suka membantu membersih lkan tempat itu. Ketika dijemput keluarganya dari panti sosial pada Sabtu, sejumlah tetangga ikut menangis. Tubuh Iyan babak belur.
Belakangan diketahui dia mengalami penganiayaan setelah dituduh mencopet. Tuduhan hanya karena perilakunya yang mencurigakan diduga karena epilepsi yang diderita dan uang Rp 5,2 juta dalam saku yang dituduh sebagai barang bukti. Keluarga menyebut uang itu hasil mengepul dan menjual botol plastik bekas yang menjadi aktivitas sehari-hari Iyan.
Baca:
Korban Penganiayaan di Lapangan Banteng Dituduh Mencopet
"Ya nangis sedihlah melihat kondisinya nggak keruan Sabtu lalu,”kata Rosdiana, tetangga Iyan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. “Bengkak dan luka semua dari ujung rambut sampai kaki. Seperti sudah diperlakukan seperti binatang," kata Rosdiana.
Sebelumnya,Herman, ayah Iyan, mengisahkan putranya itu meninggalkan rumah di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat 17 Agustus 2018. Herman menegaskan, kali itu pertama kalinya Iyan pergi jauh dari rumah. Kemanapun pergi, uangnya hasil mengepul botol plastik senilai Rp 5,4 juta dan hanya dibungkus plastik selalu dibawa.
Pada Jumat itu epilepsi Iyan diduga sedang kambuh. Pada malamnya dia ditemukan di arena pameran flora dan fauna di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Tubuhnya babak belur karena dipukuli karena tuduhan mencopet.
Baca:
Anies Baswedan Minta Penganiayaan di Lapangan Banten Diselidiki
Dari kantong celana Iyan, petugas pengamanan pameran menggunakan uang Rp 5,4 juta itu sebagai bukti pencopetan. Belakangan polisi menetapkan delapan orang diantaranya seorang perempuan sebagai tersangka pengeroyokan dan penganiayaan Iyan.