TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta William Sabandar mengatakan MRT fase akan operasiannya secara komersil mulai Maret 2019. Empat bulan menjelang operasional, MRT yang menghubungkan Lebak Bulus – Bundaran HI itu sudah mencapai 97,08 persen.
Baca juga: Ground Breaking MRT Fase 2 Mundur Satu Bulan, Ini Penyebabnya
Prosentase ini naik sekitar 0,5 persen dari bulan sebelumnya. “Rinciannya depo dan elevated section 96,20 persen, sedangkan underground section sudah 97,96 persen,” ujar William di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Oktober 2018.
Menurut William saat ini sudah tersedia sembilan kereta di depo MRT yang berada di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Rencananya, akan ada tambahan tujuh kereta menjelang pengoperasiannya secara komersil pada Maret 2019.
William menjelaskan, kereta-kereta tersebut masih melakukan pengetesan sistem persinyalan untuk persiapan dimulainya pergerakan kereta dengan sistem Automatic Train Operation (ATO). Dengan sistem itu, kereta akan dikendalikan full otomatis melalui operation control center . “Tetap ada masinis di kereta untuk kepentingan darurat,” ujar William.
Selain itu, William mengatakan rangkaian kereta MRT juga sedang melakukan uji coba rolling stock, dengan tipe tes Trainset 1. Saat dites, kereta diisi beban yang setara dengan jumlah penumpang delapan orang per meter persegi.
Proyek pengerjaan MRT Jakarta fase 1 telah dilakukan sejak Oktober 2013. Jalur kereta cepat sepanjang 16 kilometer itu menelan biaya sebesar Rp 16 triliun yang pendanaannya merupakan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Baca juga: Dapat pinjaman dari Jepang, Pembangunan MRT Fase 2 Siap Dimulai
Saat ini, jalur MRT fase 1 itu memiliki 13 stasiun yang terbentang dari Lebak Bulus ke Bundatan HI. William mengatakan, rencananya tiap stasiun akan memiliki tema yang berbeda-beda dan multifungsi.
Masyarakat tak hanya akan menggunakan stasiun MRT untuk naik menuju kereta, tetapi juga untuk menyeberang jalan dan berbelanja. Selain itu, stasiun MRT dirancang ramah terhadap penyandang disabilitas dan tahan terhadap guncangan gempa hingga 8 Skala Richter serta terjangan banjir.