TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sampai hari ini masih teringat pesan-pesan kakeknya, Abdurrahman Rasyid Baswedan, semasa waktu kecil dulu, yang hari ini dianugerahi Pahlawan Nasional oleh pemerintah.
Sang kakek, yang baru saja dianugerahi gelar pahlawan nasional, selalu berpesan agar Anies jangan sampai memiliki waktu kosong.
Baca :
Anies Akan Teruskan Pembangunan Tanggul Kali Sunter untuk Cegah Banjir
Enam Tokoh Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
"Beliau pesan sama saya, Anies ada waktu kosong baca! Jangan pernah ada waktu kosong," ujar Anies Baswedan menirukan pesan sang kakek kepadanya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 8 November 2018.
Anies menjelaskan sang kakek merupakan kutu buku. Saat sudah wafat, Abdurrahman mewarisi 5.000 buku kepadanya. Selain itu, Anies bercerita sang kakek hingga akhir hayatnya tak pernah berhenti belajar, menulis, dan membaca.
"Beliau bisa berbahasa Inggris, bahasa Belanda, lancar berbahasa Arab, dan paham bahasa Perancis," ujar Anies.
Rabu siang ini, 8 November 2018, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Abdurrahman Rasyid Baswedan. Penganugerahan itu diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara.
Gubernur DKI Jakarta memajang foto dirinya, ayahnya dan kakeknya dalam memperingati Hari Ayah Nasional
Anies mengatakan kakeknya semasa hidup pernah menjadi wartawan dan Menteri Muda Penerangan tahun 1947. Selain itu, Abdurrahman memiliki peran yang cukup penting terhadap kemerdekaan Indonesia.
Simak juga :
Calon Pahlawan Nasional A.R. Baswedan: Menggalang Keturunan Arab
Anies bercerita kakeknya pernah mengemban misi diplomatik ke Mesir untuk mendapatkan pengakuan de jure dan de facto atas kemerdekaan Indonesia. Atas peran kakeknya itu, Mesir menjadi negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Lebih lanjut, Anies bercerita sang kakek selalu mendorong anak muda yang berjiwa "pemberontak", seperti MH Ainun najib dan W.S. Rendra. Bahkan, saat akan pindah ke Jakarta, Abdurrahman pernah menyurati istri Rendra, Ken Zuraida, yang isinya permintaan agar menjaga Rendra untuk tetap menjadi pemberontak.