TEMPO.CO, Bogor – Kepolisian Bogor dikabarkan menerima laporan persekusi oleh Muhammad Bahar bin Smith di lingkungan pondok pesantren yang diasuhnya, Tajul Alawiyin. Laporan dikeluarkan Polres Bogor dengan nomor LP/B/1125/XI/I/2018/JBR/Res. Bgr tertanggal 05 Desember 2018 dan beredar di grup-grup percakapan bersamaan dengan pemeriksaan atas penghinaan terhadap Jokowi.
Baca berita sebelumnya:
Ratusan Orang Dampingi Bahar bin Smith Jalani Pemeriksaan di Bareskrim
Laporan itu menyebutkan Bahar bin Smith melakukan persekusi terhadap dua orang, yakni MHU (17) dan J (18) pada Sabtu 1 Desember 2018. Di sana disebutkan Bahar melakukannya bersama tiga orang lainnya.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Bogor, Ajun Komisaris Ita Puspita, belum menanggapi permintaan konfirmasi adanya pelaporan itu hingga artikel ini dibuat. Adapun Polda Jawa Barat menyatakan belum mendapat informasi.
"Silakan ke polres (Bogor) ya," kata Ajun Komisaris Besar Trunoyudo, Kepala Bidang Humas Jawa Barat.
Baca juga:
Khawatir Langsung Ditahan, Ini Kata Dai Penghina Jokowi
Konfirmasi juga tak diberikan pondok pesantren. Sejumlah orang yang ditemui di sana juga bungkam. "Mas ke Bareskrim atau Polda saja. (Pengurus) sedang ada di sana semua," kata beberapa di antaranya merujuk pelaporan yang juga sedang dijalani Bahar untuk penghinaan terhadap Presiden Jokowi.
Puluhan laskar FPI berorasi saat mengawal pemeriksaan Bahar bin Smith di depan Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis, 6 Desember 2018. Bahar bin Smith diperiksa terkait adanya dua laporan atas dirinya. TEMPO/Muhammad Hidayat
Bantahan justru datang dari lokasi sekitar pondok pesantren yang berlokasi di Kampung Pabuaran Kaler, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, tersebut.“Saya mah nggak percaya, habib orangnya baik kok, ramah lagi,” kata Mely (23) yang rumahnya tak jauh dari lokasi ponpes.
Simak juga:
Naik ke Penyidikan, Dai Penghina Jokowi Segera Dipanggil Polda
Mely menyebut Bahar bin Smith sebagai Habib Bahar. Baru mendiami kampung itu sekitar dua tahun, Bahar disebutnya sebagai pribadi yang baik. “Dulu mah awal awal dia tinggal, sering ada pengajian di ponpesnya, sekarang udah jarang, karena dia sering ceramah di luar,” kata Mely.