TEMPO.CO, Jakarta – Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengambil langkah angitisipasi untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue atau DBD di sekolah. Sebab penyakit ini rawan menyerang anak-anak.
Baca: Anies Baswedan Sebut Kasus DBD Bulan Ini Mengkhawatirkan
"Saya sudah membuat surat edaran kepada seluruh jajaran sekolah yang isinya pemberdayaan seluruh unit-unit untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Bowo Irianto, Senin, 28 Januari 2019.
Selain memaksimalkan perangkat sekolah untuk memberantas sarang nyamuk, Bowo juga berkoordinasi dengan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) lain dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk melakukan sosialisasi pencegahan demam berdarah.
Untuk fogging atau pengasapan di sekolah, kata Bowo, menjadi kewenangan dari manajemen di sekolah masing-masing. Sekolah harus bersurat kepada Puskesmas dan lurah setempat untuk mendapatkan fogging. "Kalau kami itu pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras bak mandi, menguras kolam, kemudian taman-taman yang ada kaleng-kaleng," kata Bowo.
Sebelumnya, memasuki musim penghujan di awal tahun, Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi akan ada peningkatan kasus demam berdarah. Kepala Dinas Kesehatan, Widyastuti, mengatakan dalam tiga bulan ke depan kasus demam berdarah akan meningkat signifikan.
Perkiraan itu didasarkan pada intensitas kelembapan udara yang cukup tinggi di lima wilayah di Jakarta. Berdasarkan hasil pemetaan, wilayah Jakarta Barat, Selatan, dan Timur, menjadi lokasi yang paling rentan.
Baca juga: Musim Hujan, Pasien DBD di RSUD Bekasi Melonjak
Gubernur Anies Baswedan sebelumnya menyatakan penularan DBD pada anak-anak rawan terjadi saat di sekolah. Sebab penyakit ini lebih banyak menyerang anak usia 13-15 tahun. Oleh sebab itu, ia mengintruksikan kepada seluruh sekolah untuk mengambil langkah antisipasi. "Pastikan tidak ada genangan yang menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti," kata dia.