TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunggu keputusan DPRD DKI terkait penetapan tarif MRT Jakarta.
Baca: Tarif MRT Rp 10.000, Pengguna Transjakarta: Lebih Baik Bawa Motor
"Tarif MRT nanti tunggu final dari dewan," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa 13 Maret 2019.
Pemprov DKI Jakarta mengusulkan tarif MRT Rp 8.500. Sebelumnya disebut tarif MRT Jakarta mencapai Rp 10.000 per 10 kilometer.
Tingginya tarif MRT Jakarta ini sempat dikritik oleh warga Jakarta. Mereka menganggap tarif itu terlalu mahal.
Seorang pengguna Transjakarta, Maya Nuraini, 27 tahun, mengatakan harga tiket MRT yang ditawarkan masih terlalu mahal jika nanti mesti membayar lagi saat naik bus Transjakarta.
"Kendaraan publik seharusnya jangan terlalu mahal agar masyarakat mau naik," kata warga asal Depok ini di Halte Lebak Bulus tepat di bawah Stasiun MRT Lebak Bulus, Ahad, 10 Maret 2019.
Ia membandingkan tarif MRT Jakarta dengan MRT yang pernah dinaikinya di Malaysia. Menurut dia, tiket MRT Malaysia lebih murah dengan jarak yang lebih jauh.
"Tiket MRT Malaysia cuma tiga ringgit setara Rp 10 ribu jaraknya lebih jauh," ujarnya.
Kemarin, DPRD DKI semestinya mengadakan rapat untuk membatas tarif MRT dan LRT, namun rapat gabungan komisi C dan B itu akhirnya dibatalkan. Alasannya, pembahasan tarif di tingkat komisi belum tuntas sehingga belum bisa dibawa ke rapat gabungan.
"Rapat di tiap komisi ini belum tuntas,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Jakarta, James Arifin Sianipar, Selasa 12 Maret 2019. “Harapannya memang segera untuk kami tuntaskan. Tapi kalau gini, kalau langsung dilompat-lompat gini, kami enggak terima juga."
Baca: Pengamat: Usulan Tarif MRT dan LRT Memberatkan Penumpang, Jika...
Sebelumnya beredar undangan rapat gabungan antara komisi C dan B di Gedung DPRD untuk membatas tarif MRT dan LRT. Rapat rencana digelar pukul 10.00. Namun rapat mundur menjadi pukul 13.00 hingga akhirnya dinyatakan batal pada pukul 14.30.
IMAM HAMDI | M JULNIS