Sebelumnya, Anies Baswedan meminta kalangan di DPRD untuk tak memasukkan unsur politis dalam penentuan tarif kereta MRT dan LRT. Menurut dia, dewan menetapkan besaran tarif di bawah atau lebih murah daripada usulan Pemprov DKI karena mendekati pemilu.
Baca:
DPRD DKI Putuskan Tarif MRT Rp 8.500 dan LRT Rp 5.000
Anies menjelaskan usulan Pemprov DKI berupa tarif Rp 10 ribu per 10 kilometer untuk MRT dan Rp 6.000 flat untuk LRT telah ada hitung-hitungannya. Termasuk dengan subsidi yang harus ditanggung APBD DKI.
DPRD DKI Jakarta mengetok palu soal besaran tarif MRT dan LRT Jakarta.
Dalam rapat yang digelar Senin kemarin, DPRD DKI Jakarta malah menentukan tarif kereta MRT sebesar Rp 8.500 per 10 kilometer dan LRT Rp 5.000 flat. Alasannya, perpaduan usulan tarif dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dan kedua BUMD (MRT dan LRT Jakarta).
Baca:
Tarif MRT Rp 1.000 Per Kilometer, Anies Beberkan Pertimbangannya
Usai keputusan tarif MRT itu diketok Dewan, Anies langsung mengontak Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi. Harapannya, besaran tarif masih bisa dinegosiasikan sebelum MRT Jakarta mulai beroperasi komersil 1 April mendatang. Belum diungkap isi dan hasil komunikasi itu.