TEMPO.CO,Tangerang - Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Tangerang saat ini tidak saja menimbulkan krisis air, tapi juga rawan terjadi kebakaran.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Agus Suryana mengatakan tempat rawan kebakaran pada musim kemarau ini adalah rumah tinggal, padang ilalang, tumpukan sampah atau timbunan limbah industri yang marak di Kabupaten Tangerang.
"Kebakaran sangat mudah terjadi, dalam sepekan ini saja tercatat 20 kasus kebakaran," ujarnya kepada Tempo, Selasa 23 Juli 2019.
Peristiwa kebakaran memecahkan rekor terjadi Senin kemarin 22 Juli 2019 dengan enam kasus kebakaran dengan rentang waktu yang berdekatan. "Kemarin kami cukup kerepotan karena menangani kebakaran di enam titik yang waktunya hampir bersamaan," kata Agus.
Petugas pemadam dan delapan tangki mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api di titik kebakaran 2 di Pasar Kemis, 1 di Rajeg, 2 Cikupa dan 1 Tigaraksa. "Kebakaran banyak limbah industri dan padang ilalang yang kering," kata Agus.
Menurut dia, timbunan limbah industri seperti garmen, bahan pembuat sepatu yang ditampung merupakan bahan yang mudah terbakar. Begitu juga dengab rumput ilalang yang kering memudahkan api tersulut dan terbakar. "Kami harus terus mewaspadai titik titik rawan kebakaran itu," kata Agus.
Selain itu, kata Agus, dari banyak kasus kebakaran yang terjadi banyak disebabkan oleh arus pendek listik di bangunan pabrik dan rumah tinggal. "Kami menghimbau agar rumah tinggal yang ditinggalkan penghuninya agar arus listriknya dimatikan saja, karena penyebab korsleting listrik bisa karena kualitas kabel atau aliran listriknya bermasalah."
Petugas pemadam kebakaran,kata Agus, kini berjibaku dengan mendistribusikan air bersih di wilayah kekeringan dan memadamkan api di titik titik kebakaran.