TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta menyatakan masih berproses untuk beralih ke kendaraan umum berbahan bakar listrik, misalnya bus listrik, untuk mencegah polusi udara.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris DKI Jakarta Saefullah saat ditanya soal imbauan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengganti angkutan umum yang kini menggunakan bahan bakar minyak ke listrik.
"Tentu tidak semudah membalikan telapak tangan ya, harus berproses sedikit demi sedikit," kata Saefullah di Balai Kota DKI, Kamis, 1 Agustus 2019.
Presiden Jokowi sebelumnya meminta DKI Jakarta untuk beralih ke transportasi listrik dalam mengatasi pencemaran udara, yaitu dengan mengganti angkutan umum yang kini menggunakan bahan bakar minyak ke listrik. "Mestinya sudah dimulai, kita harus mulai segera, paling tidak transportasi umum, bus-bus. Nanti akan saya sampaikan ke gubernur," kata dia di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2019.
Menurut Saefullah, saat ini DKI Jakarta telah memulai dengan uji coba bus Transjakarta dengan bahan bakar listrik. Setelah uji coba tersebut, kata dia, bus bertenaga listrik tersebut akan mulai beroperasi. "Segara ya," ujarnya.
Saefullah juga menyatakan bahwa salah satu penyumbang polusi udara paling tinggi adalah asap kendaraan. Dia mencontohkan kendaraan berat yang bertumpuk di jalan tol pada malam hari. "Pada malam hari truk-truk berat mengantre di tol dan itu pembakaranya luar biasa," kata dia.
PT Trasjakarta, BUMD DKI Jakarta, sudah melakukan pra-uji coba bus listrik pada Mei lalu. Masyarakat bisa mencoba menaiki bus tersebut di sekitar Monas. Saat ini, Transjakarta sedang menguji cobakan daya tempuh bus listrik tersebut sekaligus menunggu selesainya perizinan tipe.