TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membentuk tim penanganan atas adanya tumpahan minyak dari sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan lepas pantai Karawang yang sudah sampai ke Kepulauan Seribu.
Anies mengatakan tim tersebut akan mulai bekerja intensif hari ini untuk mengatasi penumpahan minyak tersebut. "Jadi timnya dipimpin dari kami, bersama bupati dan Pertamina akan bergerak cepat," kata dia di Balai Kota DKI, Jumat, 2 Agustus 2019.
Menurut Anies, langkah pertama tim tersebut adalah akan mendatangi masyarakat yang terkena dampak untuk memastikan masalah yang dihadapi masyarakat terselesaikan.
Selain itu, tim akan melakukan langkah-langkah pembersihan pantai dari tumpahan minyak. Ia menargetkan masyarakat pesisir, khususnya nelayan, kembali beraktivitas dengan biasa.
Tumpahan minyak dari Karawang dikabarkan sudah sampai ke Kepulauan Seribu sejak Kamis, 25 Juli lalu. Ceceran minyak mencemari tiga pulau, yaitu Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Ayer. Tumpahan minyak itu berupa gumpalan-gumpalan kecil berwarna hitam seperti aspal padat.
Warga setempat mengorek pasir bercampur minyak mentah yang mencemari Pantai Pisangan di Desa Cemara Jaya, Karawang. Foto: Dokumentasi Warga.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Syamsu pengatasan penumpahan minyak tersebut bisa selesai dalam waktu dekat. "Kami sudah menyiapkan langkah-langkah untuk penanganannya," ujarnya di lokasi yang sama.
Insiden gelembung gas dan tumpahan minyak di perairan Karawang ini mulanya terjadi pada 12 Juli 2019 pukul 01.30 WIB ketika Pertamina melakukan kegiatan korporasi. Saat itu, muncul gelembung gas di pada sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di lepas pantai utara Karawang, Jawa Barat.
Sebanyak kurang lebih 3.000 barel minyak tumpah setiap hari ke laut sejak kejadian. Namun sampai sekarang, Pertamina belum menghitung berapa banyak minyak yang telah tumpah ke laut karena mengaku masih fokus pada pembersihan. Hingga hari ini, Pertamina menyatakan jumlahnya sudah berkurang dan tinggal bersisa 10 persen saja dari keseluruhan tumpahan minyak.