TEMPO.CO, Bandung - Kasus pembunuhan siswi SMK Baranangsiang Bogor, Andriana Yubelia Noven, telah berumur lebih dari delapan bulan tanpa petunjuk tersangka pelaku. Petunjuk nihil sekalipun kepolisian setempat yang mengantongi rekaman CCTV peristiwa penusukan Noven di sebuah jalan gang dekat antara rumah dan sekolah Noven itu.
Belakangan polisi juga mengklaim kalau Biro Investigasi Federal atau FBI Amerika Serikat tak mampu memecahkan kasus pembunuhan siswi SMK tersebut. Rekaman CCTV disebut telah dikirim namun penilaian FBI sama seperti mereka bahwa resolusi terlalu rendah untuk bisa mengidentifikasi pelaku.
Situasi tersebut memukul Johanes Bosco Wijanarko, ayah Noven. Ditemui di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat 9 Agustus 2019, dia menyatakan telah mengetahui perkembangan tentang FBI dari media massa.
Johanes tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Terlebih ketika dia membandingkan sejumlah kasus kriminal lain yang juga terekam kamera CCTV. ”Kita tidak bisa paksa polisi, mereka minta maaf dan mohon doanya belum bisa ungkap pelaku,” kata dia.
Sekitar dua bulan lalu, sebelum polisi mengabarkan soal FBI, Johanes mencoba mengadu ke Presiden Joko Widodo. Dia menyelipkan harapannya pada kolom komentar akun media sosial Jokowi. Hal yang sama dilakukannya kepada Kapolri, juga Cyber Crime. "Hasilnya tidak tahu dan tidak ada balasan."
Noven, 17 tahun, anak sulung Johanes, tewas ditikam sepulang sekolah pada 8 Januari 2019. Pisau badik masih ditemukan tertancap saat di perutnya saat Noven ditemukan. Rekaman kamera CCTV menunjukkan seorang pria telah menunggu di jalan gang itu sebelum Noven melintas. Peristiwa menunggu, menikam dan pelaku kabur seluruhnya terekam.
Hingga saat ini polisi belum mengungkap motif dan identitas tersangka pelaku pembunuhan siswi SMK Kelas XII Jurusan Tata Busana Butik itu.