TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tahun ini daging kurban akan dibagikan kepada warga yang miskin dan sedang terdampak bencana dalam bentuk kemasan kalengan siap saji.
Hal itu dilakukan agar daging kurban yang dibagikan tak rentan basi.
“Kita tahu ketika membagikan daging saja tidak semua masyarakat miskin bisa menyimpannya dalam jangka waktu lebih panjang. Kalau tidak ada kulkas maka daging itu mudah basi,” ucap Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Ahad, 11 Agustus 2019.
Selain itu, kata Anies, jika masyarakat yang menerima tak memiliki bumbu dan alat masak yang memadai, daging tersebut tak bisa langsung disantap.
Hal tersebut pula yang menjadi alasan Pemerintah DKI bersama Rumah Zakat dan organisasi Aksi Cepat Tanggap menggandeng beberapa hotel bintang lima untuk mengolah daging kurban yang akan dibagikan dalam program Dapur Kurban.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan daging kurban nantinya akan dimasak oleh koki dari beberapa hotel seperti Hotel Borobudur, Shangrila, Dharmawangsa, Aston Pluit dan Grand Cempaka Putih. “Hari ini proses pemotongan sampai sore, lalu dimasak. Besok mulai didistribusikan lewat kelurahan yang sudah kami tentukan,” ucap Anies.
Hingga pagi tadi, program Dapur Kurban DKI telah menerima 189 ekor sapi, 306 kambing, serta satu ekor kerbau. Gubernur DKI 2017-2022 itu mengatakan program Dapur Kurban telah diselenggarakan dari tahun lalu.
Program tersebut merupakan kegiatan dimana pegawai DKI dan BUMD bisa menyalurkan hewan kurbannya kepada masyarakat. Namun daging kurban yang dibagikan tidak dalam bentuk mentah.
Ia pun berharap berharap program pembagian daging kurban seperti ini bisa menambah kebahagiaan bagi masyarakat saat merayakan Idul Adha. “Kami berharap makanan yang dimasak oleh para koki yang biasanya hanya dirasakan oleh masyarakat dengan sosial ekonomi tinggi kali ini justru untuk mereka yang secara sosial ekonomi rendah,” demikian Anies.