TEMPO.CO, Depok – Penangkapan dua orang di asrama mahasiswa Papua di Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, berlatar demonstrasi di depan Istana Negara Jakarta pada Rabu lalu. Dalam demonstrasi itu mahasiswa ada yang mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Latar belakang itu dijelaskan Hasan Billy, pengurus lingkungan di mana asrama mahasiswa tersebut berlokasi. Dia menuturkan kalau puluhan anggota polisi tak berseragam datang Jumat malam, sekitar Pukul 19, 30 Agustus 2019.
“Mereka datang meminta kami mendampingi saat mandatangi asrama itu,” kata Billy saat ditemui Tempo, Sabtu 31 Agustus 2019.
Kepada Billy, mereka mengaku berasal dari Polda Metro Jaya. Saat meninggalkan asrama mahasiswa, mereka disebutkannya membawa serta dua orang dan beberapa barang seperti pelantang atau toa. Billy mengatakan tidak melihat jelas barang apa saja yang dibawa selain toa dan baju.
Menurut Billy, mahasiswa Papua yang mendiami lingkungannya menuntut ilmu di sekolah pemerintahan. Dia mengenalinya berdasarkan warna seragam yang biasa dilihat dikenakan para mahasiswa itu.
“Setau saya rata-rata mereka kuliah di sekolah pemerintahan, karena saya sering lihat pakai seragam coklat,” kata Billy.
Hingga berita ini dibuat, belum ada keterangan resmi dari kepolisian. Kapolres Kota Depok Ajun Komisaris Besar Azis Andriansyah malah belum dapat dikonfirmasi terkait kejadian pada Jumat malam itu.
Sebelumnya, Kepala Advokasi LBH Jakarta, Nelson Simamora, juga menduga penangkapan diduga imbas dari pengibaran bendera Bintang Kejora dalam demonstrasi di jalan dekat Istana beberapa waktu lalu. Saat ditemui di Polda Metro Jaya pada Jumat dinihari, Nelson masih berusaha untuk bisa mendampingi kedua orang yang ditangkap itu.
Seorang penghuni asrama mahasiswa Papua, Cika Tabuni, mengatakan dua rekannya yang ditangkap adalah Chako dan Dano. Pada dinihari itu pula Cika dan rekan-rekannya yang lain berusaha ikut mendampingi Chako dan Dano.
Puluhan warga dan mahasiswa Papua menggelar demonstrasi, Rabu siang. Mereka menamakan diri Komite Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme datang sebagai reaksi atas rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya. Tiga bendera Bintang Kejora dibawa dan ditegakkan di antara kerumunan massa.