TEMPO.CO, Jakarta - Para pencari suaka di bekas Gedung Komando Distrik Militer (Kodim), Perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat, harus menahan lapar beberapa selama hari ke belakang. Pasalnya mereka tak lagi mendapatkan bantuan makanan dari Badan Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pengungsi, UNHCR sejak Jumat, 6 September 2019 lalu.
Pencari suaka asal Afghanistan, Muhammad Sadiq, menyatakan bahwa sejak sepekan terakhir praktis mereka hanya mengandalkan sumbangan dari warga. Sumbangan terakhir, menurut pria berusia 25 tahun itu, diberikan oleh warga empat hari lalu.
Makanan yang diberikan warga pun hanya sebanyak 150 kotak, tak sesuai dengan jumlah orang yang berada di sana.
"Kami di sini hampir 400 orang. Jadi, satu kotak nasi dikonsumsi bertiga,” kata dia saat ditemui di gedung eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu, 11 September 2019.
Menurut Sadiq, selepas itu para pencari suaka tak lagi mendapat bantuan makanan. Mereka hanya bisa memanfaatkan biskuit dan roti yang diberikan warga untuk makan sehari-hari, sementara bagi yang masih memiliki uang, kata Sadiq, memilih untuk membeli makan di luar.
“Bantuan air minum masih ada, tapi tidak banyak jumlahnya,” kata pria yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Selain makan dan minum, bantuan air bersih dan listrik untuk para pencari suaka pun telah tiada. Di gedung eks Kodim tersedia meteran listrik yang dapat diisi dengan token, namun, mereka tak memiliki uang untuk membelinya. Lagi-lagi, kata Sadiq, para pencari suaka mengandalkan bantuan dari donatur yang datang.