TEMPO.CO, Jakarta - Polisi telah membebaskan kembali satu mobil ambulans DKI beserta sejumlah krunya, terdiri dari seorang dokter, paramedis, dan perawat yang sempat dituduh membawakan batu untuk para perusuh usai demonstrasi pelajar di DPR RI pada Rabu malam, 25 September 2019. Mereka ditangkap setelah sebelumnya dihentikan dan digeledah ketika berada di kawasan Pejompongan, Jakarta Barat.
Video penggeledahan dan tuduhan itu tersebar di media sosial sejak Kamis dinihari. Tuduhan itu bahkan sudah viral sebelum video penggeledahan diunggah akun TMC Polda Metro Jaya pada pukul 02.16 WIB.
Belakangan, Polda Metro Jaya membuat keterangan bahwa telah terjadi salah sangka dalam kasus ini. Batu disebutkan bukan milik ambulans, tapi berasal dari tiga tersangka perusuh yang bersembunyi di ambulans.
Barang bukti yang ditemukan di mobil ambulans saat demonstrasi ditunjukkan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 26 September 2019. Polda Metro Jaya mengakui adanya kesalahan informasi soal Ambulans DKI yang dituding membawa batu pada kerusuhan Kamis dini hari tadi. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
"Para pelaku kerusuhan lari masuk ke dalam ambulans dengan membawa kardus berisi batu, kembang api dan juga bom molotov," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Prabowo Argo Yuwono.
Kasus batu di ambulans DKI ini mengingatkan pada kasus mobil ambulans Gerindra dalam kerusuhan 22 Mei lalu. Polisi saat itu juga menyebut menemukan beberapa bongkah batu dalam ambulans milik Gerindra Tasikmalaya yang disangka digunakan perusuh. Kerusuhan itu sendiri terangkai dengan demonstrasi menolak hasil Pilpres yang menyatakan capres, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kalah.