TEMPO.CO, Jakarta - MRT Jabodetabek diusulkan dibangun menjadi 10 line sepanjang 425 kilometer. Usul itu disampaikan tim Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) Tahap 2 alias JUTPI 2.
Pimpinan Proyek JUTPI 2 Junkichi Kano rencananya 10 line itu tak hanya mencakup kawasan Jakarta saja, melainkan hingga menjangkau daerah penyangga ibu kota, yaitu Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
"Kami sudah mengusulkan transportasi masa depan ke pemerintah, yakni 10 line MRT sepanjang 425 kilometer," kata Kano saat konferensi pers di Hotel The Westin, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 24 Oktober 2019.
Kano mengatakan pembangunan MRT merupakan solusi untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk. Dari kajian JUTPI 2, populasi penduduk di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten pada 2017 mencapai 33,1 juta. Angka ini diprediksikan naik menjadi 45,3 juta pada 2035.
Menurut Kano, pemerintah Indonesia perlu membangun moda transportasi yang dapat menampung pertumbuhan tersebut. Salah satunya adalah kereta MRT. Tujuannya guna mengantisipasi kapasitas penumpang yang berlebihan alias over capacity.
Dia memprediksikan permintaan penumpang Jabodetabek untuk naik MRT Koridor Utara-Selatan (MRT 01) mencapai 150,2 ribu orang per hari pada 2035. MRT 01 melayani rute Lebak Bulus-Kampung Bandan yang terbagi menjadi dua fase.
Saat ini, PT Mass Rapid Transit Jakarta telah merampungkan pengerjaan fase 1 rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Adapun fase 2 rute Bundaran HI-Kampung Bandan sedang proses pengerjaan.
"MRT adalah kebutuhan karena dapat mengakomodasi permintaan ini," ujar Kano.
Tak hanya MRT, Kano menambahkan, pihaknya juga memasukkan pembangunan jalur light rail transit (LRT) dan bus rapid transit (BRT) dalam perencanaan alias masterplan pembangunan transportasi. JUTPI mengusulkan 11 line LRT sepanjang 216 kilometer.
Berikut rincian usulan rute MRT dan LRT di Jabodetabek untuk 2035:
1. MRT
- MRT 01 (Lebak Bulus-Kampung Bandan) panjang 23 kilometer dengan permintaan penumpang 150,02 ribu
- MRT 02 (Balaraja-Cikarang) panjang 87 kilometer dengan permintaan penumpang 114,5 ribu
- MRT 03 (Kota-Bandara Soekarno Hatta) panjang 23 kilometer dengan permintaan penumpang 103,3 ribu
- MRT 04 (Fatmawati-Marunda) panjang 38 kilometer dengan permintaan penumpang 67,1 ribu
- MRT 05 (Karawaci-Cikarang Selatan) panjang 67 kilometer dengan permintaan penumpang 54,5 ribu
- MRT 06 (Karawaci-Lebak Bulus) panjang 34 kilometer dengan permintaan penumpang 65,5 ribu
- MRT 07 (Kota Bekasi Utara-Kota Bekasi Selatan) panjang 13 kilometer dengan permintaan penumpang 75,8 ribu
- MRT 08 (Depok-Pluit) panjang 39 kilometer dengan permintaan penumpang 72,1 ribu
- MRT 09 (Pantai Indah Kapuk-Cilincing atau outer loopline) panjang 63 kilometer dengan permintaan penumpang 80,1 ribu
- MRT 10 (inner loopline) panjang 38 kilometer dengan permintaan penumpang 72,8 ribu
2. LRT
- LRT 01 (Kelapa Gading-Velodrome) panjang 6 kilometer dengan permintaan penumpang 11,2 ribu
- LRT 02 (Puri Kembangan-Dukuh Atas) panjang 12 kilometer dengan permintaan penumpang 21 ribu
- LRT 03 (Pesing-Kelapa Gading via Kemayoran) panjang 17 kilometer dengan permintaan penumpang 65,6 ribu
- LRT 04 (Cawang-Dukuh Atas) panjang 10 kilometer dengan permintaan penumpang 37,3 ribu
- LRT 05 (Cawang-Kota Bogor) panjang 44 kilometer dengan permintaan penumpang 61,3 ribu
- LRT 06 (inner city Kota Bogor) panjang 40 kilometer dengan permintaan penumpang 16,8 ribu
- LRT 07 (Cawang-Bekasi Timur) panjang 19 kilometer dengan permintaan penumpang 79,7 ribu
- LRT 08 (Cikarang terintegrasi dengan automated people mover dan high speed train) panjang 15 kilometer dengan permintaan penumpang 21 ribu
- LRT 09 (Jagakarsa-Cileungsi) panjang 25 kilometer dengan permintaan penumpang 34,3 ribu
- LRT 10 (Velodrome-Cakung) panjang 8 kilometer dengan permintaan penumpang 31,7 ribu
- LRT 11 (inner city Kota Tangerang Selatan) panjang 20 kilometer dengan permintaan penumpang 27,6 ribu
Tim JUTPI 2 mengatakan untuk menampung peningkatan jumlah penumpang pada 2035 tidak bisa hanya mengandalkan MRT Jabodetabek. "Tidak hanya MRT yang dibutuhkan, tetapi juga LRT dan BRT untuk membagi beban kebutuhan transportasi publik. Tiga kombinasi ini sudah kami analisis akan bisa mengakomodasi kebutuhan transportasi pada masa yang akan datang," ujarnya.