TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin menyatakan pemerintah DKI Jakarta masih mengkaji besaran biaya sewa Rumah Susun Sederhana Sewa atau rusunawa Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Arief memperkirakan angka sewanya di antara Rp 800 ribu hingga Rp 1,3 juta per bulan.
"Taksirannya kurang lebih akan di angka antara Rp 800 ribu sampai Rp 1,2 juta atau Rp 1,3 juta tapi itu jadi fine tuning" kata Arief di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Oktober 2019.
Pemerintah DKI memprioritaskan yang terdampak normalisasi Kali Ciliwung di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan untuk tinggal di rusunawa Pasar Rumput. Arief mengatakan hingga kini tercatat ada 90 kepala keluarga (KK). Menurut Arief, rusunawa dapat dihuni oleh warga terprogram alias terdampak Kali Ciliwung atau masyarakat umum.
Hunian itu terdiri dari tiga tower yang masing-masing mencakup 25 lantai. Secara keseluruhan, terdapat 1.984 unit hunian bertipe 36 dan tersedia pula 1.314 unit kios.
Arief belum dapat memastikan apakah biaya sewa Rp 800 ribu-Rp 1,3 juta itu berlaku bagi warga terprogram atau umum. Besaran subsidi dari pemerintah, kata dia, masih dibahas bersama dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI.
"Ini makanya saya bilang lagi digodok. Cuma prinsipnya kami tidak mau ada pola-pola PSO (public service obligation) di situ. Makanya program subsidinya mungkin tidak seperti itu caranya," kata Arief.
Pemerintah DKI menugaskan Pasar Jaya sebagai pegelola rusunawa Pasar Rumput. Hunian vertikal ini sebelumnya dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan anggaran sekitar Rp 961,36 miliar. Proyek ini digarap perencana pembangunan PT Adhika Karsa Pratama, konsultan PT Ciriajasa Cipta Mandiri, dan kontraktor pelaksana PT Waskita Karya. Pemerintah pusat bakal menyerahkan pengelolaannya kepada pemerintah DKI.