TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI yang juga politikus Gerindra M Taufik menduga ada orang dalam Bank DKI yang terlibat pembobolan ATM di bank pembangunan daerah milik Pemprov DKI itu. 12 anggota Satpol PP diduga membobol ATM Bank DKI hingga Rp 32 miliar.
Taufik meminta manajemen Bank DKI membersihkan jajarannya dari pegawai nakal. Bahkan, katanya, Direksi Bank DKI harus berani melaporkan anak buahnya yang diduga ikut bermain dalam pembobolan uang di Bank DKI itu.
"Periksa semua orang itu. Tangkap. Kalau Bank DKI merasa dirugikan, laporkan. Di internal juga ditelusuri. Dirut Bank DKI yang baru ini hebat, dia harus tegas memproses hukum oknum itu.Kalau masih terganggu oleh pembobolan begini, visinya tidak tercapai," kata Mohamad Taufik saat dihubungi di Jakarta, Kamis 22 November 2019.
Taufik menduga telah terjadi kesalahan sistem perbankan terkait dugaan pembobolan Bank DKI Jakarta yang mengakibatkan kerugian Rp32 miliar. "Kasus bobolnya uang di Bank DKI, menunjukkan sistem perbankan di sana ada yang keliru," katanya.
Dia menyarankan sistem perbankan di Bank DKI harus dievaluasi secara menyeluruh sehingga bisa meyakinkan nasabah bahwa bank DKI jauh dari persepsi rawan dibobol.
Pasalnya, kata dia, Direktur Utama Bank DKI yang baru memiliki visi besar dan mampu mengatasi hal tersebut. Apalagi, Bank DKI dipercaya mengelola dan menyimpan anggaran penyertaan DKI hingga Rp 80 triliun per tahun dan dalam lima tahun, putaran uang bank DKI mencapai Rp 400 triliun.
Sebelumnya, 12 oknum anggota Satpol PP diduga membobol Bank DKI. Kepada Kasatpol PP DKI Arifin, mereka mengaku sudah menarik dana ilegal dari ATM Bank DKI sejak Bulan Mei. Diduga kerugian akibat pembobolan ATM itu mencapai Rp32 miliar.