TEMPO.CO, Bekasi - Kementerian Perhubungan segera merevitalisasi Stasiun Bekasi di Jalan Juanda, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Proses pembangunan direncanakan mulai akhir November ini dan target rampung pada akhir 2021.
Kepala Bidang Infrastuktur Pengembangan Wilayah pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi, Erwin Gwinda mengatakan stasiun tersebut bakal dilengkapi dengan jembatan yang langsung masuk ke dalam stasiun di lantai dua. "Kami meminta JPO dikerjakan oleh pemerintah pusat," kata dia di Bekasi, Selasa, 26 November 2019.
Menurut Erwin, jembatan penyeberangan orang tersebut bakal melintang di atas Jalan Juanda mulai sisi selatan jalan sampai dalam area stasiun di lantai dua. Panjangnya diperkirakan sekitar 40 meter. "Tidak lagi antar sisi jalan ke sisi jalan lain," ujarnya.
Erwin mengatakan kapasitas jembatan penyeberangan orang akan dibuat lebih besar dari biasanya. Minimal, kata dia, lebar jembatan empat meter.
Hal tersebut mempertimbangkan kepadatan penumpang di Stasiun Bekasi. "Stasiun Bekasi itu paling tinggi jumlah penumpangnya dibandingkan Bogor," ujar Erwin.
Revitalisasi Stasiun Bekasi memakan waktu selama dua tahun. Sarana dan prasarana stasiun bakal lebih lengkap. Bahkan, luas area dua kali lipat lebih besar dari luas 1.515 meter menjadi 3.600 meter.
Stasiun Bekasi juga bakal disulap menjadi dua lantai dengan 12 unit tangga berjalan atau escalator dan 6 unit lift penumpang difabel. Di lantai dua ada toilet dan musala. Jalur kereta juga bertambah dari empat menjadi delapan jalur. Begitu pun peron, dari dua menjadi empat.
Sedangkan panjang peron diubah dari 240 meter menjadi 300 meter. Ada dua tempat parkir di sisi selatan seluas 2.800 meter dan di utara 4.400 meter. Selain melayani penumpang KRL, Stasiun Bekasi melayani KA jarak jauh. "Metode kerja disusun sedemikian rupa dan bertahap, sehingga tidak mengubah pelayanan operasi kereta," kata Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Supandi.