TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengkritik penanganan banjir di Senayan oleh pemerintah DKI. Ia meminta Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Daerah DKI Jakarta Yuzmada Faizal menjalankan fungsinya untuk mengontrol pembangunan di ibu kota agar tak menghambat air masuk ke saluran.
"Di sinilah fungsi bapak sebagai petugasnya di lapangan tolong lihat bentuk. Ya Pak Yuzmada, ya," kata Prasetio saat rapat pimpinan gabungan dewan membahas hasil evaluasi RAPBD 2020 di ruang serbaguna DPRD, Jakarta Pusat, Senin, 23 Desember 2019.
Prasetio menyebut telah turun ke kawasan Plaza Senayan guna mengecek lubang saluran air yang terletak di bahu jalan pada Sabtu, 21 Desember 2019. Ia menemukan di dalam mulut air itu penuh kotoran.
Lebih dari itu, kata Prasetio, tak ada akses agar air bisa turun ke salurannya. Sebab, pemerintah DKI hanya membuat lubang di pinggir jalan sementara jalan masuk air menuju saluran terhalangi beton aspal trotoar di sepanjang Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat.
"Got ditutup begini, harusnya kan bolong karena air masuk ke lubang ini," kata politikus PDIP itu.
Prasetio mengingatkan bahwa curah hujan tinggi bukan turun pada Desember, tapi Januari-Februari 2020. Menurut dia, seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait harus bekerja bersama-sama mengantisipasi banjir. "Pas ada kejadian baru gelagapan semua," ujarnya.
Yuzmada tampak tertunduk. Ia tak memberi penjelasan atas kritik Prasetio. "Iya pak," jawab dia.
Di tengah rapat itu, Prasetio kembali 'menggoda' Yusmada. "Enggak terima saya ngomong gitu Pak Yuzmada. Kelihatannya muka enggak enak sama saya. Yuzmada ini serius aja ini," goda dia.
Sejumlah titik ibu kota sebelumnya digenangi banjir setelah hujan deras sekitar dua jam pada Selasa, 17 Desember 2019. Banjir bahkan melanda jalan protokol seperti yang terjadi di Jalan Asia Afrika, Jakarta. Bahkan, air masuk ke gedung Graha CIMB Niaga. Beberapa motor pun tampak tenggelam.