TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat tidak menyebarkan informasi terkait penyebaran virus corona tanpa memverifikasi kebenarannya.
Cek dan ricek informasi, kata Anies, untuk mencegah tersebarkan kabar bohong alias hoax terkait dengan penyebaran virus corona yang mematikan ini.
"Jangan menyebarkan berita yang belum terkonfirmasi kebenarannya (tentang corona)," kata Anies di halaman gedung Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI, Jakarta Pusat, Ahad, 1 Maret 2020
Menurut Anies, DKI memang menjadi wilayah di Indonesia yang berpotensi masuk virus corona. Sebabnya, Jakarta merupakan gerbang masuk warga luar ke negara ini. Apalagi, Jakarta merupakan kawasan bisnis.
"Karena Jakarta adalah pintu gerbang Indonesia. Kedatangan orang interaksi dunia internasional porsi terbesarnya ada di Jakarta," ujarnya.
Mantan rektor Universitas Paramadina itu mengatakan telah melakukan sejumlah kebijakan untuk mencegah ibu kota terpapar corona. Beberapa langkah yang telah dilakukan adalah menerbitkan Instruksi Gubernur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap corona dan pembentukan Tim Tanggap Covid 19.
Regulasi untuk mengantisipasi virus corona itu tertuang melalui Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 atau virus Corona di DKI Jakarta.
Dengan sejumlah langkah yang telah dilakukan pemerintah, insiator gerakan Indonesia Mengajar itu bisa membuat masyarakat lebih tenang dalam merespon penyebaran corona.
"Pemerintah daerah bergerak responsif dan saya mengajak kepada masyarakat tidak usah panik. Tidak usah berlebih dalam merespon," ujarnya. "Tapi kita semua harus bersiaga dan saya berharap kepada seluruh masyarakat untuk berkegiatan seperti biasa tenang."
Selain itu, Anies Baswedan berpesan kepada masyarakat agar memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya ke berbagai media sosial. "Rujuk kepada kami bila membutuhkan bantuan apabila mencurigai ada kasus yg serupa dengan gejala covid-19," ujarnya.