TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya merenungkan maksud di balik pandemi virus corona yang kini menyerang hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Bima menyimpulkan pandemi ini merupakan refleksi agar manusia menggunakan media sosial untuk mengunggah informasi yang benar.
"Ya mungkin Tuhan murka ketika kita menginvensi, melakukan penemuan teknologi ada sosial media tapi tidak digunakan untuk kemaslahatan (kebaikan)," kata Bima saal telekonferensi, Senin, 13 April 2020.
Dia mencontohkan banyaknya orang yang justru menyebarkan konten asusila, fitnah, hingga informasi bohong alias hoaks di media sosial. Bima lalu menyinggung beredarnya konten yang menyerang para pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo.
"Presiden dihujat, menteri dicaci, bupati dikritik, tidak ada yang benar," ucap dia.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mengkritik penyebaran fitnah di grup Whatsapp. Setelah fitnah berseliweran, anggota grup menjadi marah hanya karena melihat judul. "Banyak sekali sampah di situ," ujar dia.
Itu sebabnya Bima tak banyak membaca informasi yang beredar di media sosial selama masa isolasi. Dengan cara ini, dia meyakini bakal meningkatkan imunitas tubuh.
Bima adalah salah satu pasien positif corona. Dia menjalani tes swab setelah melakukan kunjungan kerja ke Azerbaijan dan Turki. Dia menderita beberapa gejala, yaitu batuk ringan, mual, kehilangan nafsu makan, dan lemas pada Selasa, 17 Maret 2020 alias sehari setelah tiba di Tanah Air.
Dua hari setelah mengalami gejala, tes swab Bima menunjukkan ada virus corona di tubuhnya. Karena itu, dia menjalani isolasi di RSUD Kota Bogor sejak Kamis malam, 19 Maret 2020. Hasil rontgen menunjukkan adanya peradangan paru-paru atau bronkopneumonia ringan.
Saat ini kondisi Bima Arya membaik meski belum dinyatakan negatif corona. Alhasil, tim dokter RSUD Kota Bogor mengizinkan dia pulang dan menjalani isolasi mandiri di rumah.