TEMPO.CO, Jakarta - Dirut Transjakarta yang baru, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, mempunyai tiga pekerjaan rumah untuk membawa perusahaan transportasi itu menghadapi keadaan new normal. Mantan Dirut Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan Sardjono harus membenahi Transjakarta agar siap memasuki fase kenormalan baru itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunjuk Sardjono Jhony Tjitrokusumo sebagai Direktur Utama PT Transportasi Jakarta melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) sirkuler yang ditandatangani Kamis, 28 Mei 2020.
Ketiga pekerjaan rumah Sardjono itu adalah mengelola banyaknya sumber daya manusia transportasi menghadapi kenormalan baru, memastikan suntikan dana pemerintah atau public service obligation (PSO) tetap lancar dan dan menghasilkan pendapatan Non Farebox Business atau non tiket.
Sardjono Jhony Tjitrokusumo, mantan Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines. TEMPO/Amston Probel
"Dari segi manajerial tantangan new normal yang paling penting ketiga hal tersebut," kata Agung saat dihubungi, Jumat, 29 Mei 2020.
Agung mengatakan dana PSO Transjakarta tahun ini rencananya akan dipotong sebesar 50 persen untuk dialihkan ke penanganan wabah coroba. Menurut dia, pemotongan kewajiban pelayanan publik pemerintah itu akan mengganggu kinerja Transjakarta.
Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB itu mengatakan pendanaan mesti dipastikan tersedia karena Sardjono bakal menghadapi pembatasan penumpang karena harus adanya jaga jarak fisik untuk menghindari penularan Covid-19. Sehingga, kata dia, waktu tunggu armada bus Transjakarta harus semakin ditingkatkan.
Menurut dia, Sardjono harus memastikan pendanaan dari pemerintah terpenuhi agar layanan Transjakarta bisa maksimal saat menghadapi konsep kenormalan baru. "Sebab ada faslitas kesehatan yang ditambah dan harus meningkatkan headway armada untuk menghindari penumpukan penumpang."
Agung berharap rekam jejak Dirut Transjakarta yang baru ini sebagai Direktur Hubungan Internasional dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura I bisa memastikan pendanaan dari pemerintah tidak terhenti. "Sardjono nanti juga diharapkan bisa mengembangkan pendanaan dari non tiket atau non farebox," ucapnya. "Kemarin untuk NFB (non farebox) sudah ada kerja sama. Tinggal dieksekusi."