TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Gilbert Simanjuntak mengatakan Pemprov DKI Jakarta kurang memperhatikan masyarakat bawah saat PSBB Transisi. Akibatnya, kasus Covid-19 di ibu kota kembali melonjak, bahkan mencapai rekor baru.
Gilbert menyebut kalangan inilah yang sejak awal kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. "Mereka luput dari perhatian," kata Gilbert melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 7 Juli 2020. "Sejak awal mereka kurang disiplin dalam menggunakan masker dan kurang tertib menjalankan protokol."
Gilbert melihat kalangan kelas bawah kurang menyadari penularan karena lebih mengutamakan bagaimana hidup, bukan kualitas hidup untuk sehat. Angka kematian di kelompok ini berkisar 5 persen tidak berbeda dengan angka kematian secara nasional. "Artinya kekebalan dan daya tahan mereka tidak terbukti lebih baik."
Anggota DPRD DKI ini menilai pemeriksaan masif uji usap yang dilaksanakan Pemprov DKI Jakarta untuk melacak warganya yang terpapar Covid-19 tidak ada artinya. Alasannya, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan tidak dilakukan maksimal.
"Yang dapat mencegah adalah kepatuhan terhadap protokol," ujarnya. "Menutup pasar hanya efektif sesaat, karena setelah itu masyarakat di pasar kembali lagi ke kebiasaan semula."
Menurut dia, mendidik masyarakat di kelompok bawah haruslah menjadi fokus pencegahan Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Langkah itu membutuhkan jangka waktu lama atau persistensi untuk mengubah kebiasaan mereka.
"Mendidik masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan sampai ada vaksin itu yang menjadi penting untuk saat ini."
Pada masa PSBB Transisi ini, kasus positif Covid-19 di Jakarta pada Senin, 6 Juli 2020 bertambah 231 orang. Sehari sebelumnya, angka penularan virus corona mencetak rekor baru dengan penambahan 256 kasus baru.