TEMPO.CO, Bogor - Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan rumah tangga bisa menjadi klaster Covid-19 seperti kasus satu keluarga positif di Kelurahan Pasir Mulya. Dalam kasus itu, ayah dan putranya meninggal sedangkan istri, menantu dan dua cucu positif Covid-19.
"Kasus satu keluarga di Kota Bogor terkonfirmasi positif Covid-19 harus menjadi pembelajaran bagi warga Kota Bogor," kata Sri Nowo Retno, di Kota Bogor, Sabtu 25 Juli 2020.
Retno meminta warga Kota Bogor untuk berhati-hati dan jujur kepada petugas medis terutama jika memiliki riwayat perjalanan ke daerah lain.
"Karena satu orang dalam keluarga yang memiliki riwayat perjalanan ke daerah lain, dan ketika sakit dapat berpotensi menularkan Covid-19 di keluarganya. Penularan Covid-19 dalam keluarga bisa memunculkan klaster baru," katanya.
Terhadap klaster Covid-19 di Kecamatan Bogor Barat itu, Dinas Kesehatan Kota Bogor telah melakukan penelusuran, baik di rumah, tetangga sekitar rumah, serta di fasilitas kesehatan yang pernah kontak. "Di lokasi itu juga sudah dilakukan penyemprotan disinfektan," katanya.
Menurut Retno, Dinas Kesehatan juga melakukan test usap (swab test) terhadap 95 orang dari hasil penelusuran. Dari jumlah tersebut, 39 orang sudah diperoleh hasil tesnya serta 56 orang lainnya masih ditunggu hasilnya.
"Dari 39 orang tersebut, delapan orang di antaranya terkonfirmasi positif, yakni lima orang anggota keluarga, serta tiga orang lainnya yang memiliki kontak erat," katanya.
Retno menegaskan orang yang terkonfirmasi positif semuanya sudah diisolasi di rumah sakit. "Ini adalah upaya kita untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” katanya.
Untuk mencegah terulangnya klaster Covid-19 di rumah tangga, Retno mengimbau warga Kota Bogor yang memiliki riwayat perjalanan keluar kota agar melakukan isolasi mandiri. "Kalau berobat, harus menceritakan dengan jujur riwayat perjalanan keluar kota atau ada riwayat kontak dengan orang sakit yang diduga Covid-19.