TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan hingga kini terdapat 28 klaster keluarga yang masih aktif positif Covid-19. Menurut dia, total 43 klaster keluarga yang menyumbang angka Covid-19 di Kota Bogor.
"Artinya masih ada yang isolasi mandiri dan isolasi atau perawatan di rumah sakit sebanyak 28 keluarga," kata dia saat dihubungi, Rabu, 26 Agustus 2020.
Baca Juga: Long Weekend, Pasien Positif Covid-19 Bogor Bertambah dari Klaster Keluarga
Dedie merinci 28 keluarga terdiri dari 79 orang pasien positif Covid-19. Satu dari 28 klaster ini adalah keluarga di Semplak, Bogor Barat dengan total pasien 35 orang. "Dalam satu keluarga besar ada 35 orang," ucap dia.
Sebagian besar pasien dari klaster keluarga adalah orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Dedie meminta warga yang baru pulang kerja atau beraktivitas di luar rumah untuk membersihkan diri terlebih dulu sebelum berinteraksi dengan anggota keluarganya.
"Sebelum peluk anaknya mandi dulu, ganti baju dulu," ujarnya.
Dedie menyampaikan klaster ini sudah muncul sebelum masa pembatasan sosial berskala besar pra adaptasi kebiasaan baru (PSBB Pra-AKB). Karena itu, secara akumulasi ada 43 klaster dengan total 157 kasus.
Namun, belakangan ini klaster keluarga di Kota Bogor melonjak. Penambahan kasus Covid-19 terus bertambah sejak penerapan pembatasan sosial berskala besar pra adaptasi kebiasaan baru (PSBB Pra-AKB). Per 23 Agustus, klaster keluarga menjadi sumber penularan tertinggi, yakni 31,98 persen dari total keseluruhan kasus Covid-19.